Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Akuntan

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Inilah Makna "Salam Tempel" Tradisi Memberikan Angpao Kepada Anak-anak di Hari Lebaran

15 April 2023   11:07 Diperbarui: 21 April 2023   08:30 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah Makna "Salam Tempel" Tradisi Memberikan Angpao Kepada Anak-anak di Hari Lebaran
Salam tempel (qureta.com)

Tak heran mendekati Hari Raya Idul Fitri, marak bertebaran para penjual uang baru yang menjajakan jualannya di tempat-tempat keramaian seperti terminal bus, stasiun kereta api, dan di tempat-tempat keramaian lainnya.

Uang baru selain memiliki filosofi "baru" lagi setelah sebulan berpuasa, uang baru juga diperlukan untuk dijadikan salam tempel kepada sanak saudara di kampung halaman, ketika akan mudik.

Anak-anak kecil di kampung halaman tercinta sudah menunggu dengan gembira kedatangan orang (orangtua, paman, mereka yang sudah bekerja, dan sebagainya) dari kota untuk mendapatkan salam tempel.

Uang baru itu biasanya dimasukkan dulu kedalam amplop yang menarik dihiasi gambar-gambar yang lucu.

Atau ada juga yang diberikan langsung.

Selain anak-anak, salam tempel juga diberikan kepada saudara yang belum bekerja, kepada si mbok, atau kepada siapa saja mereka yang Anda cintai.

Tentunya karena lebaran, uang itu sebaiknya memang uang yang masih baru. Yang bermakna filosofi.

Di dunia, dalam sejarahnya, pemberian hadiah di hari Lebaran itu konon mulai ada sejak kekhalifahan Fatimiyah di Afrika Utara. 

Pada waktu itu, selain uang, mereka yang sudah bekerja atau sukses di perantauan memberikan hadiah Lebaran itu juga berupa permen, atau pakaian kepada anak-anak dan masyarakat pada umumnya di hari pertama Idul Fitri.

Lima abad kemudian, sejak era akhir Ottoman, pemberian hadiah Lebaran itu kepada anak-anak muda hanya berupa uang saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun