Mengenal Ngabuburit dan 3 Tradisi Jelang Ramadan di Jawa Barat
Ketiganya adalah nyadran, munggahan, dan kuramasan.
Nyadran ini selain dilakukan di Jawa Barat juga di daerah-daerah lainnya. Nyadran umumnya adalah mereka yang akan berpuasa sebulan penuh mengunjungi orang-orang tua yang sudah meninggal di kuburan untuk meminta restu bahwa dirinya akan berpuasa selama sebulan penuh.
Mereka memohon ijin dari orang yang sudah meninggal. Ziarah kubur ini selain dilakukan menjelang puasa juga pada hari pertama Idul Fitri.
"Ziarah kubur ini bermakna sebagai siraman rohani mereka yang akan menjalankan rukun Islam yang ketiga," kata KH Cecep.
Yang kedua adalah munggahan. Munggahan atau makan-makan bersama keluarga, teman dekat, atau kerabat lainnya itu biasanya dilakukan sejak seminggu dan mendekati 1 Syawal.
Jika munggahan itu dilakukan sehari sebelum 1 Syawal, maka itu bermakna "hitung-hitung" ini adalah hari terakhir mereka makan, besoknya mereka akan puasa.
"Tradisi ini sudah dilakukan turun menurun dan diwariskan sejak lama," kata budayawan Garut, Franz Limiart.
Kata "munggah" dalam bahasa Sunda ini artinya "naik" atau "meningkat".
Ya, mereka munggah baik secara ketakwaan, atau kebiasaan (munggah adat).
KH Cecep menjelaskan hal tersebut.
Munggah darajat berarti sikap ketakwaan mereka yang akan berpuasa sebulan penuh itu menjadi lebih hikmat. Jika dulunya malas beribadah, maka dengan tibanya bulan Ramadhan mereka menjadi rajin beribadah.