syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Penulis

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadhan Membakar Ramadan

6 April 2023   12:52 Diperbarui: 6 April 2023   13:02 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Membakar Ramadan
Dokumen pribadi

Apa perbedaan makna antara kata ramadhan (perhatikan hurup dh) dan ramadan (perhatikan hurup d)?

Persoalan salah eja dalam penulisan-dan-pengucapan aksara asing memang bisa menjadi serius. Tapi bisa juga disikapi sesantai mungkin. Tergantung perspektif apa yang dijadikan acuan.

Bagi mereka yang ketat dan ngotot soal transliterasi dan typo (salah ketik) biasanya akan mengambil contoh sederhana untuk membuktikan betapa seriusnya masalah ini: kata bibi dapat menjadi babu atau babi. Perubahan hurup vokalnya saja (a dan i) bisa membanting maknanya dan mengobok-obok emosi.

Sebaliknya, bagi yang menyikapinya secara santai akan berargumen begini: pada akhirnya, bahasa adalah-dan-untuk komunikasi, dan inti komunikasi adalah pemahaman. Kalau sudah saling paham, ya sudah.

*-*-*

Dasar pemikiran itu juga berlaku terhadap ejaan penulisan-dan-pengucapan kata bahasa Arab (yang sudah diindonesiakan/dimelayukan) yaitu kata ramadhan (perhatikan hurup dh) dan Ramadan (perhatikan hurup d).

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kelima), bentuk baku yang digunakan adalah ramadan (dengan hurup d). Namun ada penjelasan tambahan: Ramadhan (dengan hurup dh) adalah bentuk tidak bakunya.

Masalahnya, dua kata Arab itu (ramadhan pakai dh dan ramadan pakai d) memiliki arti yang sungguh berbeda.

Kata ramadhan (dengan hurup dh) berarti bulan puasa, berasal dari kata kerja tiga hurup (ra'-mim-dhad), yang bermakna segala hal yang tajam-menusuk seperti panas terik matahari, api, benda tajam dan sebagainya; Makanya juga diartikan mengasah dan membakar-terbakar. Dapat pula diartikan segala sesuatu yang menciptakan rasa kesakitan dan kesulitan, atau sesuatu yang menghancurkan.

Beberapa riwayat menyebutkan, bahwa Ramadhan adalah salah satu nama Allah. Karena itu, sebagian mazhab Islam memakruhkan jika menyebut kata ramadhan saja. Karena itu, pada setiap kata ramadhan harus disebut kata syahru (bulan) di depannya, yakni syahru ramadhan (bulan ramadhan). Namun hadits dari riwayat Abu Ma'syar Najih tersebut dianggap lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun