Lain Daerah Lain Cerita soal Mudik
Jika ingin mudik lewat jalur laut, maka pemudik Kota Palu bisa memilih antara 3 alternatif. Pertama, menggunakan jasa kapal PT. Pelni. Sebelum memasuki bulan ramadan kemarin, ada promo kapal murah dari PT. Pelni yang melayani trayek sekitar Sulawesi dan Kalimantan. Namanya KM. Sabuk Nusantara.
Kedua, menggunakan jasa angkutan kapal penyebrangan (feri), yang jadwalnya seminggu sekali bertolak dari pelabuhan Palu. Jika letak pelabuhan Pelni berada di Kelurahan Pantoloan yang jaraknya 20 km dari Kota Palu ke arah timur, letak pelabuhan feri terletak di kelurahan Taipa, sepuluh kilometer lebih dekat dari Kota Palu.
Ketiga, menggunakan jasa kapal-kapal kecil yang kapasitasnya 100 - 200 penumpang. Letaknya di Pelabuhan Rakyat Desa Wani, sudah merupakan wilayah Kabupaten Donggala, namun tidak begitu jauh dari pelabuhan Pelni. Desa Wani memang merupakan perbatasan antara Kota Palu dan Kabupaten Donggala di sebelah timur.
Sedang mudik jalur udara cukup dengan memesan tiket di agen-agen travel perjalanan, baik di dalam Kota Palu maupun di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu. Lagipula sudah banyak aplikasi yang dapat membantu proses pemesanan tiket, dan bayarnya cukup pakai dompet digital.
Namun, penegecekan dan pemesanan tiket pesawat sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum mudik. Memastikan harga tiket promo, atau sebelum adanya kenaikan harga.
Bagi saya pribadi, mudik yang super aman dan terjangkau adalah menggunakan kendaraan sendiri, khususnya sepeda motor. Mudik itu bukan hanya soal lebaran bertemu keluarga, tetapi juga menikmati perjalanan di atas aspal jalan Trans Sulawesi dengan pemandangan yang didominasi perkampungan sepi, keindahan dan keasrian alam, juga soal tantangan medan yang dominan berbukit.
Jalur mudik saya ke kampung halaman di Kabupaten Tolitoli, yaitu melintasi wilayah Kabupaten Donggala, di pantai barat, atau bisa juga melewati wilayah Kabupaten Parigi Moutong di pantai timur.
Pantai timur dan pantai barat sendiri merupakan daerah terkenal di Sulawesi Tengah, terutama karena kedua wilayah itu dulunya adalah pusat belajar kesakstian. Namun di era digital kini, ilmu-ilmu kebatinan tidak lagi populer.
Medan yang berat jika melalui pantai barat terletak di tanjung Pesik. Melewati 3 gunung yang pendakiannya tidak hanya tinggi, tetapi juga terdapat lipatan-lipatan tikungan yang cukup tajam dan berbahaya.
Juga satu tanjakan pendek jika arus balik (Tolitoli ke Palu), terletak di pendakian Salome. Gunungnya tinggi, curam, di atasnya terdapat bebatuan serupa batu karang. Di sana truk bermuatan berat kerap tak mampu mendaki, ada yang terbalik maupun terguling.
Di pantai timur, medannya relatif rata, datar. Namun untuk menuju ke kabupaten Tolitoli, tidak mengikuti jalur utama yang menghubungkan antara Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Melainkan ia berbelok ke kiri menyeberangi gunung Tinombala, yang dikenal dengan gunung Pasir Putih, gunung yang terkenal paling tinggi di Sulawesi Tengah itu.