Meneladani Rasulullah Saw sebagai Ulul Azmi
Meneladani Rasulullah Saw merupakan sebuah kebutuhan yang positif untuk seluruh umat Islam.
Andai kata, jikalau, seumpama, misalkan, ibarat dan lamon dalam bahasa jawanya manusia itu di biarkan begitu saja tanpa panutan ataupun teladan sebagai tuntunan dalam hidupnya sudah dapat dipastikan kehidupan manusia ini bakalan rusak karena tiada akhlak.
Alam dunia ini atau bumi ini bisa saja terjadi di huni oleh manusia yang memiliki sifat buruk yang jauh dari akhlak dan adab yang ada.
Kehidupannya hanya diperuntukan menuruti hawa nafsunya untuk kepentingannya sendiri.
Sebagai contoh kecil saja di blog ini yang mewajibkan seluruh kompasianer agar menulis sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diterapkan oleh kompasiana.
Contoh lain saat masih sekolah semua siswa siswi wajib mentaati peraturan sekolah dan guru.
Kehidupan dalam sebuah keluarga maka semua harus mentaati kepada kepala keluarganya yaitu seorang Bapak yang jadi panutan dikeluarga.
Begitupun dalam sebuah lingkungan daerah atau desa maka harus mentaati dan meneladani seorang kepala desanya yang sudah dipilih.
Selanjutnya dalam sebuah Negara juga sama yakni sebagai warga negara yang baik wajib hukumnya untuk taat dan patuh terhadap pemerintahnya yaitu kepala negara.
Semuanya ini ada karena mengacu dan meneladani dari sifat Nabi Muhammad Saw sebagai Rasulullah Saw yang Allah Swt perintahkan.
Rasulullah Saw diutus bukan saja sebagai suri teladan namun lebih dari itu untuk kebutuhan manusianya sendiri agar dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dengan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.