Samsudin Simatupang
Samsudin Simatupang Penulis

Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tingkatan Orang Melaksanakan Shaum Ramadhan

14 Maret 2024   02:00 Diperbarui: 14 Maret 2024   02:02 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkatan Orang Melaksanakan Shaum Ramadhan
( Sumber dari Romeltea Online.com ) 

Berdasarkan firman Allah dalan Al Qur'an pada Surat Al Baqoroh ayat 183 maja turunlah kewajiban bagi orang beriman untuk melaksanakan ibadah shaum karena ketaatannya kepada Allah swt. Terkecuali mereka yang tidak memenuhi syarat syah ibadah shaum Ramadhan yaitu Islam, baligh, tidak gila, tidak berhalangan ( haid,  nifas, melahirkan. dan menyusui ), lansia, bepergian jauh karena jihad fisabilillah. atau sakit.

Sehingga kita wajib melaksanakan ibadah shaum Ramadhan dengan iman, taqwa, dan ikhlas karena Allah swt. Dalam melaksanakan ibadah shaum Ramadhan, menurut Iman Al Ghozali bahwa tingkatan orang yang melaksanakan ibadah shaum Ramadhan ada tiga yaitu :

1. Tingkatan shaum orang awam

Pada tingkatan shaum ini adalah shaumul umum atau puasanya orang awam. Pada tingkatan ini shaum ini adalah yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang atau sudah menjadi kebiasaan umum. Hanya menahan diru dari lapar dan haus serta yang membatalkan ibadah shaum tersebut sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

2. Tingkatan shaum  khusus

Pada tingkatan shaum ini adalah shaumul khushus atau puasanya orang-orang spesial. Pada tingkatan ini nilainya sangat baik. Mereka shaum lebih dari sekadar untuk menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan ibadah shaum itu sendiri. Tetapi mereka juga berpuasa untuk menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat. 

3. Tingkatan shaum khususil khusus

Pada tingkatan shaum ini merupakab  yang paling tinggi menurut klasifikasi Imam Al-Ghazali, disebut shaumul khushusil khushus. Inilah praktik puasanya orang-orang istimewa, exellent. Mereka tidak saja menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan. 

Menahan pikirannya dari masalah duniawi, serta menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah. Standar batalnya puasa bagi mereka sangat tinggi, yaitu apabila terbersit di dalam hati dan pikirannya tentang selain Allah, seperti cenderung memikirkan harta dan kekayaan dunia. 

Bahkan, menurut kelompok ketiga ini puasa dapat terkurangi nilainya dan bahkan dianggap batal apabila di dalam hati tersirat keraguan, meski sedikit saja, atas kekuasaan Allah. Puasa kategori level ketiga ini adalah puasanya para nabi, shiddiqin dan muqarrabin, sementara di level kedua adalah puasanya orang-orang shalih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun