Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah
Kecelakaan Lalu Lintas Saat Mudik
Ritual Mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri telah tuntas dilakukan dengan berbagai variasinya. Masyarakat yang mudik dengan menggunakan berbagai sarana transportasi baik transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Demikian juga, untuk transportasi darat, ada yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, baik kereta api maupun bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Khusus mengenai transportasi darat, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, terdapat catatan yang harus mendapat perhatian, yaitu terjadinya berbagai kecelakaan di beberapa daerah, yang juga merenggut korban jiwa. Sebenarnya, selain ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup sepanjang perjalanan baik itu berupa lampu penerangan jalan, marka jalan, ketersediaan tempat istirahat (rest area) khususnya di jalan tol dan berbagai sarana dan prasarana lainnya, ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh pengguna jalan raya, khususnya bagi para pengemudi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pengemudi dan seringkali apabila hal-hal ini diabaikan bisa fatal dan bahkan bisa menjadi kecelakaan di jalan raya. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah :
- Tidak siap secara mental dan fisik
Biasanya karena kerepotan menyiapkan segala sesuatu yang akan dibawa mudik, akhirnya pengemudi menjadi tidak siap baik mental dan fisik, khususnya secara fisik, energinya sudah terkuras untuk persiapan mudik. Dalam keadaan capek dan lelah, pengemudi tetap memaksakan untuk tetap berkendara demi bisa mudik secara cepat, dengan mengabaikan kondisi fisiknya. Ketidakseiapan fisik juga menyebabkan secara mental, pengemudi tersebut tidak siap apabila menghadapi keadaan darurat selama perjalanan. Hal ini tentunya akan berbahaya apabila terjadi khususnya bagi para pengemudi, karena bisa menjadi petaka selama perjalanan mudik.
- Menganggap jalan raya adalah arena balap
Ini seringkali menjadi penyebab utama kecelakaan di jalan raya, khususnya di jalan tol, sebab keadaan jalan tol memang memungkinkan pengendara kendaraan menjalankan kendaraannya melebihi batas kecepatan yang diijinkan. Apalagi keadaan ini ditambah dengan emosi pengguna jalan raya yang tidak terkontrol, mudah emosi, yang bisa memancing "adu balap" di jalan raya.
- Mengabaikan istirahat karena daerah tujuan sudah dekat
Idealnya, setiap orang yang mengemudi, harus istirahat setelah 3 (tiga) atau 4 (empat) jam dan apabila hal ini tidak dilakukan, bisa memancing terjadinya microsleep atau terlelap sejenak saat mengemudi. Banyak orang yang beranggapan bahwa karena daerah tujuan sudah dekat dan hanya perlu waktu tidak lebih dari setengah jam lagi sudah sampai, akhirnya mengabaikan untuk beristirahat, padahal sudah mengemudi lebih dari 4 (empat) jam. Harus diingat bahwa keselamatan berkendara lebih penting dibandingkan dengan cepat sampainya di tempat tujuan, lebih baik mengorbankan waktu setengah jam untuk istirahat daripada akhirnya harus beristirahat untuk selamanya.
- Ngebut adalah cara menghilangkan rasa kantuk
Ada beberapa pengendara yang beranggapan bahwa berkendara dengan kecepatan tinggi (ngebut) adalah salah satu cara untuk menghilangkan rasa kantuk. Jelas anggapan ini adalah salah, sebab dengan kecepatan tinggi, kendaraan menjadi lebih sulit untuk dikendalikan dan apabila terjadi keadaan darurat, akan memudahkan terjadinya kecelakaan.
- Ketidaksiapan kendaraan
Hal terakhir yang diabaikan oleh orang yang akan berkendara jarak jauh adalah tidak menyiapkan kendaraannya dengan baik. Sangat jarang, pengemudi, terutama kendaraan pribadi, melakukan pengecekan sebelum melakukan perjalanan panjang, bahkan tidak jarang, perjalanan panjang dilakukan setelah pulang kantor tanpa pernah melakukan pengecekan kondisi kendaraannya. Hal ini tentu bisa membahayakan bagi pengendara maupun penumpangnya.
- Kelebihan jam kerja bagi pengemudi angkutan umum
Sangat jamak terjadi di Indonesia, di bis AKAP hanya ada 1 (satu) orang pengemudi, dengan alasan menghemat anggaran untuk menggaji sopir. Padahal hal ini beresiko terutama bila jarak perjalanannya jauh, hal ini juga ditambah masih lemahnya sistem perawatan bis pada setiap Perusahan Otobis (PO), sering dijumpai perawatan bis hanya dilakukan seperlunya. Kelebihan jam kerja bagi sopir bis AKAP jelas beresiko bagi keselamatan penumpang yang dibawanya.
Kiranya itulah beberapa hal yang sering diabaikan oleh para pengguna jalan khususnya ketika harus melakukan perjalanan panjang selama musim mudik. Semuanya harus menjadi perhatian kita semua, supaya di masa musim mudik mendatang, bisa lebih aman dan nyaman selama perjalanan mudik.