Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Di Balik Restoran Padang yang Tutup Selama Ramadan: Tradisi Minang hingga Rahasia di Balik Pengelolaan Keuangan

9 Maret 2024   12:25 Diperbarui: 10 Maret 2024   09:17 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Restoran Padang yang Tutup Selama Ramadan: Tradisi Minang hingga Rahasia di Balik Pengelolaan Keuangan
Sumber: Shutterstock/ Ariyani Tedjo

Pada saat itu juga sarana transportasi yang paling popler adalah kuda beban dan pedati. Karena banyaknya transportasi yang hilir mudik, maka saat itu juga banyak tersedia penginapan sekaligus tempat makan khususnya di daerah Bukittinggi untuk para kolonial yang ingin beristirahat. Dan dari sinilah yang menjadi cikal bakal 'rumah makan Minangkabau'.

Namun untuk nama yang kita kenal sekarang seperti 'Rumah Makan Padang' sendiri baru ditemukan di luar Sumatera Barat pada awal abad ke-20. Namun tersebarnya dan populernya istilah rumah makan Padang ini baru ada sekitar pada akhir tahun 1960-an hingga awal tahun 1970-an.

Dan nama 'Rumah Makan Minangkabau' berubah menjadi 'Padang' dibelakang nama terakhirnya memiliki makna yang sangat kuat di mana itu merupakan bagian dari perubahan identitas yang dilakukan oleh orang Minangkabau pada saat itu (peristiwa PRRRI).

Selain sarat akan sejarah, rumah makan padang sendiri juga memiliki nilai budayanya yang kental. Ternyata masyarakat Minangkabau memiliki 'tradisi marantau'. 

Tradisi merantau ini juga yang menyebabkan penyebaran sajian masakan khas tersebut dapat dengan cepat dapat menyebar di berbagai daerah.

Orang Minangkabau memaknai tradisi merantau ini sebagai sebuah proses untuk memperoleh pengalaman hidup. Motif seseorang untuk merantau juga bermacam-macam mulai dari mencari pendidikan yang lebih baik, bekerja di tempat yang lebih baik, hingga memulai bisnis dengan tujuan memperbaiki kondisi keuangan ke arah yang lebih baik.

Bahkan ada pepatah adat yang berbunyi "Karatau madang di hulu, babuah babungo balun, ka rantau bujang dahulu di rumah paguno balun," artinya jika di kampung belum dapat berbuat banyak untuk banyak orang, maka sebaiknya merantaulah dahulu.

Maka tidak mengherankan jika kita banyak menemui orang minang khususnya yang membuka bisnis rumah makan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. 

Bahkan persebarannya dapat dikatakan sangat massif, di mana per daerah bisa terdapat ribuan hingga puluhan ribu rumah makan padang yang bisa kita jumpai dengan mudah.

Sumber: Waktu Neil Armstrong Mendarat di Bulan, Dia Melihat Ada Rumah Makan Padang! (Republika/Kurusetra)
Sumber: Waktu Neil Armstrong Mendarat di Bulan, Dia Melihat Ada Rumah Makan Padang! (Republika/Kurusetra)

Sistem 'mato' dalam bisnis rumah makan Padang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun