Penulis fiksi, karya yang telah terbit antara lain KSB, R[a]indu, dan Semerah Cat Tumpah di Kanvasmu Bergabung dalam beberapa komunitas menulis dengan dua puluhan buku antologi cerpen dan puisi Lihat karya lainnya di Wattpad: @mita_yoo Dreame/Opinia/KBM/YouTube: Mita Yoo
Warung Ramadan: Rezeki Tak Terduga
Sepulang bekerja, aku sengaja singgah ke penjual martabak gerobak dan memesan martabak telur kesukaan Emak. Ada rasa haru dan bangga karena bisa membelikan Emak sesuatu dari hasil kerja kerasku.
Aku melanjutkan perjalanan menuju rumah dengan berjalan kaki. Menikmati lalu-lalang kendaraan dan orang-orang yang duduk di teras rumah mereka.
Azan magrib berkumandang ketika aku menjejak kaki di teras rumah. Meja tempat Emak menjual kolak ubi telah berpindah tempat. Aku mengucap syukur dalam hati.
"Assalamu'alaikum, Mak. Jul pulang," kataku.
"Wa'alaikumussalam," suara dari balik pintu terdengar samar.
Pintu dibuka, wajah Emak muncul dengan senyum manisnya. Aku mencium tangannya dengan takzim.
"Masuk, Jul. Batalin puasa dulu, udah maghrib." Aku mengangguk, mengikuti langkah Emak. Segelas teh, teko berisi air dan kolak ubi tersedia di atas karpet berwarna hijau.
"Buka puasa dulu Jul, nanti kita sholat maghrib berjama'ah ye," kata Emak.
"Iye, Mak."
Sambil menyesap teh, aku mendengar Emak menghabiskan lima ratus kata untuk menceritakan bagaimana dagangannya hari ini.
"Alhamdulillah," aku mengambil segelas air, memuaskan dahaga hingga habis seluruhnya.