Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri
Capcay Ndeso dan Lentho Saja Sahurnya
Kenapa Ndeso?
Ya, karena bahannya gak aneh-aneh, apa yang tersaji dan ada di dapurku.
Hobby memasak sejak masa SMA. saat itu, memasak bagi saya adalah sebuah pelampiasan kebahagiaan. Lewat masakan, saya belajar banyak tentang ilmu menakar rasa.
Ternyata memang susah, kurang atau lebih sedikit saja bumbu atau bahan masakan yang akan kita pakai, bisa mempengaruhi kelezatannya.
Maka memang penuh perjuangan untuk ber-eksperimen sebelum menyajikan masakan kita dikonsumsi oleh orang lain, termasuk keluarga.
Yang paling bungsu biasanya selalu menungguiku memasak, Mega namanya (sekarang udah berkeluarga). Dan, Mendiang Ibuku pun juga senang menemani aku beraktifitas di dapur. Buat lauk untuk dimakan sendiri. Tak ayal, ternyata apa yang aku masak habis dilahap oleh Ibuk dan adik-adikku.
"Hmmmm... arep masak opo kowe, leee...?", Pertanyaan yang selalu diulang oleh Ibu (alm) saat menemaniku di dapur. Beliau bertanya "kamu mau memasak apa nak ?".
"Gak Ngerti, sesuaikan bahan aja buk, yang ada di meja dapur apa aja", Jawabku sembari melihat bahan yang ada di dapur.
Ketika semua bahan sudah siap, langsung aku mulai memasaknya. Ibukku hanya tersenyum menungguiku memasak.
Nah, begitulah kira-kira awal mula kesukaanku pada dunia masak memasak, dan hari ini aku ingin mengulang sebuah kenangan masakku dengan mendiang Ibu.
Masakan ini kunamai Cap Jay Ndeso dan Lentho Tempe. Tentu sudah banyak yang tahu definisi Capjay bagi kalian, yaitu Oseng sayur dari tiongkok, mantab jika makannya ketika masih hangat. Nah, kalau Lentho Tempe, itu memang resep yang aku curi dari Ibu (alm). berbahan dasar tempe medem (sudah agak busuk) dicampur dengan uleg-an bawang putih, merica dan telur (putihnya saja).