Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Guru

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Takjil War, Bukti Konsep Rahmatan Lil Alamin

23 Maret 2024   04:13 Diperbarui: 23 Maret 2024   20:15 2596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil War, Bukti Konsep Rahmatan Lil Alamin
Suasana pasar kaget takjil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa (12/3/2024). (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Sebagai contoh Bubur Pedas atau Bubur Rempah yang banyak disajikan oleh beberapa masjid di daerah Sumatera untuk dibagikan untuk masyarakat umum pada saat bulan Ramadan. Dan masih banyak kuliner lainnya yang justru muncul pada saat bulan Ramadan datang di daerah-daerah lainnya.

Belum lagi, terkadang banyak pelaku kuliner yang selalu berkreasi membuat sajian-sajian baru untuk menarik pelanggan khusus hanya pada saat bulan Ramadan, yang menambah khasanah kuliner nusantara.

Mempersatukan Umat Lintas Agama-Suku

Sebagaimana kisah saya di prolog artikel ini, takjil war justru mempersatukan umat lintas agama dan kesukuan. Saya meyakini bahwa di daerah lain pun terjadi hal yang demikian, umat agama lain juga riang gembira menyambut bulan Ramadan, karena takjil war yang mereka nantikan telah tiba.

Makan bersama telah lama menjadi alat pemersatu di berbagai bangsa, termasuk bangsa kita, maka dari itu keberadaan tradisi takjil yang positif ini harus selalu bisa dipertahankan, bahkan kalau bisa selalu ditingkatkan metode variasi pengaplikasiannya, seperti gerakan memborong bersama jajanan takjil di suatu tempat, lalu membagikannya secara gratis kepada masyarakat luas.

Dengan demikian konsep rahmatan lil alamin melalui media takjil secara gamblang dan jelas mempersatukan umat lintas agama dan kesukuan, seyogianya hal ini bisa menjadi renungan bagi kita yang terkadang bertengkar masalah debat keyakinan tak berujung.

Marilah para pembaca yang budiman, kita jadikan momentum takjil war sebagai spirit yang tak sekadar terjadi pada bulan Ramadan saja, tetapi bisa terjadi di sepanjang tahun, sehingga terciptalah masyarakat madani, masyarakat yang saling berbagi. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun