Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022
Belajar dari Ramadan Tahun Lalu, Pandemi Tak Boleh Menjadi Alasan untuk Malas Beribadah
Lantas, bagaimana dengan nasib para perantau? Bagaimana bisa mereka menyambut bulan Ramadhan dengan kesendirian?
Mari kita ambil satu contoh dampak jika kamu tetap keras kepala ingin mudik ke kampung halaman.
Dilansir republika.co.id pada 18 Mei 2020, dalam dua pekan terakhir, 90 persen penambahan kasus positif Covid-19 di Riau merupakan kasus penularan dari luar daerah (imported case). Ini disebabkan warga asal Riau yang pulang kampung dari daerah terjangkit dan akhirnya membuat klaster penularan baru di Riau.
Jadi, daripada membahayakan keluarga di kampung halaman, tak perlu mudik dulu tahun ini. Jika rindu, sering-seringlah menghubungi orang-tua walau hanya lewat video call.
Para perantau juga bisa memaksimalkan kesendirian mereka dengan menghabiskan waktu untuk beribadah dan menambah ilmu. Tahukah kamu? bahwa beribadah ketika sendiri terutama ibadah sunnah lebih utama dan lebih aman dari sifat riya. Sebagaimana sabda nabi dalam hadistnya :
Dari Zaid bin Tsabit, Rasulullah SAW mengatakan, "Sebaik-baiknya sholat adalah yang dilakukan di rumah, kecuali untuk yang wajib." (HR Tirmidzi)
Intinya, apapun kondisinya, selalu ada cara untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan. Pandemi tak boleh jadi alasan untuk bermalas-malasan. Justru, pandemi menjadi tantangan baru, bagaimana kita tetap bisa bersemangat ibadah walau di kondisi yang seperti ini.
Sesekali bersedih itu wajar, namun jangan pernah berlarut-larut dalam kesedihan. Selalu ada hikmah dibalik musibah, hal itu mungkin sering kita dengar dari guru-guru kita.
Tetap semangat beribadah, maksimalkan, dan jangan lupa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Jadikan Ramadhan tahun lalu sebagai pelajaran agar kita bisa lebih baik lagi di Ramadhan tahun ini.