Citra Positif Islam dalam Dua Film Ridley Scott
Sampai saat ini, kecurigaan masyarakat Barat terhadap Islam dan Umat Islam mungkin masih benar-benar sulit dihapuskan. Ada sejarah panjang yang mewarnai ketegangan relasi Islam vis--vis Barat yang sisa-sisanya masih hidup dan bahkan dipelihara, baik oleh sebagian masyarakat Barat maupun di negeri Muslim sendiri. Tak hanya dalam kehidupan nyata, kesan Islamophobia juga tidak sedikit ditampilkan dalam produk sinematografi Barat.
Tetapi tenang saja, tidak semua film Barat yang mengangkat isu dan tema tentag Islam dan orang Islam melulu menggambarkan citra yang negatif, utamanya soal label radikal dan teroris. Ada beberapa film berkualitas yang mencoba memberikan perspektif yang positif tentang Islam. Untuk menyebut di antaranya adalah film-film besutan Ridley Scott, sutradara kawakan dengan sederet karya film bermutu yang sukses di pasaran.
Ada dua film lawas yang cukup mewakili sudut pandang yang lebih adil tentang Islam, yakni Kingdom of Heaven (2005) dan Robin Hood (2010). Dua film bergenre action kolosal plus balutan drama yang kental ini cukup recommended untuk ditonton selama momentum libur lebaran.
Kingdom of Heaven mengambil latar peperangan salib di abad 12. Film yang dibintangi oleh Orlando Bloom, Eva Green, Jeremy Irons, David Thewlis, Marton Csokas, Brendan Gleeson, Alexander Siddig, Ghassan Massoud, Edward Norton, Jon Finch, Michael Sheen dan Liam Neeson itu memang mengambil sudut pandang pelaku utama dari kelompok pasukan salib, tetapi tetap tak menghilangkan obyektivitas dalam menggambarkan musuh utama mereka, yakni Salahudin Al Ayubi atau popular di barat dengan sebutan King Saladin. Sebutan itu menyiratkan bentuk penghormatan Barat terhadap sosok jenderal pasukan Islam yang sukses menaklukan Palastina/Yerusalem dari tangan penguasa Kristen.
Film ini berkisah tentang sosok Balian, pandai besi di Desa Prancis yang tengah berkabung atas meninggalnya istri dan anaknya. Ayahnya adalah seorang kstaria Yerusalem yang telah lama meninggalkannya. Dia akhirnya bergabung dengan pasukan salib yang dipimpin salah seorang kstaria di wilayahnya untuk pergi berperang ke Yerusalem melawan pasukan Islam pimpinan Salahudin.
King Saladin tetap ditampilkan sebagaimana fakta sejarahnya yang dikenal sangat menjunung tinggi etika tinggi Islam dalam peperangan. Sosok Jenderal yang dihormati reputasinya, tetapi sekaligus sangat menghormati musuh-musuhnya di medan perang.
Saat Pasukan Saladin telah mengepung Yerusalem, Saladin lantas menawarkan pasukan salib untuk menyerah dengan jaminan keselamatan setiap jiwa penduduk Yerusalem, termasuk untuk kembali ke negeri asalnya. Karena Yerusalem akhirnya jatuh ke tangan pasukan Islam, maka Balian bersama putri Raja Baldwin memutuskan tinggal di sebuah desa terpencil di Eropa.
Sementara film Robin Hood yang tayang tahun 2010 menampilkan versi cerita sedikit berbeda dengan film pendahulunya yang dibintangi Kevin Costner. Kali ini, Scott menampilkan Russel Crowe yang sukses memerankan Maximus pada film Gladiator sebagai pemeran utama. Film itu juga mengambil latar peperangan salib, masih dalam misi perebutan Yerusalem.
Tetapi kali ini Russel Crowe yang berperan sebagai Robin Longstride, yang berperang bersama King Richard untuk merebut wilayah Prancis. Nuansa drama kental tersaji saat menggambarkan latar belakang Robin yang ternyata anak seorang filusuf dan aktivis pejuang kebebasan yang dipenggal oleh kerajaan karena dianggap menggerakkan makar.
Cerita berjalan sampai akhirnya Robin yang sukses membantu mempertahankan Inggris dari konspirasi jahat serangan Prancis, justru dikhianati oleh adik King Richard. Robin dan istrinya, Marion pun menjadi daftar buronan nomor wahid dan memilih hidup di hutan bersama anak-anak terlantar.