Tetap Produktif Membaca Buku Saat Ramadan
Saat puasa sering kali kita bingung mau melakukan aktivitas apa yang bisa tetap membuat kita produktif selama Ramadan.
Alih-alih waktu gabut kita hanya kita gunakan untuk rebahan sambil scroll media sosial.
Lebih baik waktunya kita gunakan untuk suatu hal yang bermanfaat dan tetap produktif namun tidak menghabiskan energi kita. Apa itu? Membaca buku.
Yups, membaca buku merupakan aktivitas produktif dan bermanfaat yang bisa menjadikan waktu gabut kita lebih berharga. Dengan membaca buku kita akan memperoleh pengetahuan dan menambah wawasan kita.
Biasanya ketika aku gabut aku lebih memilih membaca buku. Buku-buku yang saat ini aku senang membacanya yaitu buku buku bergenre self improvement dan motivasi islami. Bagiku membaca buku itu sangat penting bagi anak-anak muda zaman sekarang. Rendahnya literasi akan dapat mempengaruhi habit, perilaku dan kehidupan seseorang. Sebab, apa yang kita baca saat ini akan menentukan kita di masa yang akan datang.
Menurutku membaca buku itu bisa mempengaruhi cara berfikir dan bertindak kita serta dapat mengubah perilaku dan kebiasaan kita yang tadinya kurang baik menjadi lebih baik.
Saat awal ramadan hingga detik ini aku masih belum menyelesaikan wishlist bacaanku. Aku pun menargetkan bisa membaca minimal 3 buku dalam satu bulan penuh. Buku-buku yang aku baca dalam satu bulan ini yaitu berjudul Psikologi Islam, Rahasia Keutamaan Surat Al-Qur'an, dan Muhammad Sang Guru.
Okey, mari simak pembahasan dari ketiga buku yang sudah selesai aku baca.
1. Buku Psikologi Islam
Buku ini ditulis oleh Ibnu Sina yang merupakan seorang pelopor kajian psikologi pada tahun 980 sampai dengan tahun 1037 M.
Buku ini diterbikan oleh penerbit Rene Turos, yang dicetak pada bulan Agustus tahun 2022 dan masih cetakan pertama. Ukuran bukunya 1421 cm dengan tebal buku 348 halaman.
Buku ini membahas tentang rumusan mendasar atas ragam masalah kesehatan mental. Buku ini membimbing kita untuk terus mengenali diri sendiri dan orang lain. Dan buku ini bisa dijadikan rujukan dalam menjawab bermacam problem kesehatan mental masa kini. Selain itu juga buku ini bisa dijadikan referensi utama para pakar psikologi dunia.
2. Rahasia Keutamaan Surat Al-Qur'an
Buku ini ditulis oleh Muhammad Zaairul Haq seorang penulis dan penerjemah yang produktif.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit Rene Islam, yang dicetak pada bulan Juli tahun 2022 cetakan pertama dan bulan Agustus tahun 2022 cetakan kedua.
Ukuran bukunya 1421 cm dengan tebal buku 392 halaman.
Buku ini membahas tentang rahasia keutamaan-keutamaan surat-surat yang ada dalam Al-Qur'an. Khususnya bisa menjadi solusi untuk mengatasi beragam persoalan hidup sehari-hari. Selain itu juga disajikan beragam cara untuk mengobati penyakit hati dan penyakit jasmani.
Yang dimaksud dalam buku ini yaitu Al-Qur'an sebagai solusi beragam masalah lahir dan batin yang biasa kita alami. Buku ini mengajarkan kepada kita untuk terus berikhtiar sekaligus berpasrah kepada Allah karena hanya Dia yang mampu mengatasi segala problematika hidup yang kita hadapi.
3. Muhammad Sang Guru
Buku ini ditulis oleh Abdul Fattah Abu Ghuddah yang merupakan seorang tokoh pendidikan Islam dan guru besar Ilmu Hadis.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit Rene Turos, yang dicetak pada bulan Juli tahun 2022 cetakan pertama.
Ukuran buku ini yaitu 1523 cm dengan tebal 396 halaman.
Buku ini membahas tentang teladan metode pengajaran yang lebih valid yang diajarkan oleh sosok teragung dalam Islam yaitu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Dalam buku ini dirumuskan 40 metode pendidikan Nabawi yang dapat kita jadikan landasan etis dan ideologis dalam menyusun kurikulum pendidikan Islam. Buku ini pun menguraikan metode pendidikan Nabi yang sangat modern seperti critical thinking, pendidikan berdasarkan karakter peserta didik, dan dijelaskan peran humor dalam proses pembelajaran.
Nah, itulah buku buku yang sudah aku baca beserta penjelasannya. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya
Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?
