Serly EkaArnelita
Serly EkaArnelita Mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Surah Al-Ikhlas: Mengungkap Asbabun Nuzul, Keutamaan, dan Nilai-Nilai Ketauhidan yang Mendalam

29 Maret 2024   14:52 Diperbarui: 29 Maret 2024   14:53 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surah Al-Ikhlas: Mengungkap Asbabun Nuzul, Keutamaan, dan Nilai-Nilai Ketauhidan yang Mendalam
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Surah al-Ikhlas menurut beberapa ulama merupakan surah ke-19 dari kategori Makkiyyah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa surah ini merupakan surah ke-22 yang turun setelah surah an-Nas dan sebelum an-Najm. Surah ini terdiri dari 4 ayat menurut perhitungan ulama Madinah, Kufah, dan Bashrah, tetapi menurut ulama Makkah dan Syam, terdiri dari 5 ayat. Tema utama surah al-Ikhlas adalah mengenali Tuhan Yang Maha Esa, menjadi andalan, dan harapan bagi semua makhluk. Tujuan utamanya adalah untuk menggambarkan Zat Yang Maha Suci (Allah SWT), serta menyatakan bahwa Dia mempunyai semua sifat sempurna dan tidak memiliki sifat kekurangan. Surah ini secara tegas menengaskan konsep tauhid, bahwa Allah tidak mempunyai anak ataupun orang tua, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

Surah al-Ikhlas disebut juga surah at-Tauhid karena membahas masalah Tauhid dan Tanzih, yang merupakan dasar aqidah Islam. Membaca surah ini dianggap setara dengan membaca sepertiga al-Qur'an, dan jika dibaca dengan tadabbur, pahalanya akan sama dengan membaca sepertiga al-Qur'an. Surah ini menjelaskan pentingnya menesakan Tuhan dan membersihkan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak.

Asbabun Nuzul surah al-Ikhlas menceritakan bahwa para musyrik menuduh Nabi telah memecah belah persatuan mereka dan menyalahi agama nenek moyang mereka. Mereka menawarkan kekayaan, pengobatan, wanita cantik kepada Nabi sebagai godaan. Namun, Nabi dengan tegas menyatakan bahwa dia bukan fakir, tidak gila, dan tidak tertari pada anita cantik. Beliau adalah Rasul Allah yang menyeru untuk menyembah kepada Allah.

Para musyrik kemudian kemudian mengirim utusan untuk bertanya kepada Nabi tentang Tuhan yang disembahnya, apakah Tuhan itu terbuat dari emas atau perak. Kemudian Allah menurunkan surah at-Tauhid sebagai jawaban atas pertanyaan mereka. Surah ini menegaskan keesaan allah dan menolak konsep penyekutuan dalam ibadah. Nabi Muhammad diutus untuk menyampaikan pesan Tauhid kepada umat manusia dan menegaskan bahwa Allah tidak dapat disamakan dengan makhluk-Nya atau benda-benda duniawi.

Salah satu keutamaan surah al-Ikhlas adalah setara dengan sepertiga dari al-Qur'an, sebagaimana yang disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadis tersebut menceritakan bahwa seseorang mendengar orang lain membaca surah al-Ikhlasberulang-ulang kemudian melaporkannya kepada Nabi Muhammad dengan sikap meremehkan. Nabi Muhammad menjelaskan bahwa surah al-Ikhlas memiliki bobot yang sangat besar, setara denan sepertiga dari al-Qur'an.

Selain itu, Nabi Muhammad sering mengulang surah al-Ikhlas, sebagaimana dalam hadis: "Aku pernah memperhatikan Nabi Muhammad saw dua puluh kali atau belasan kali, beliau selalu membaca pada dua raka'at sebelum subuh dan seusai maghrib, surah al-Kafirun dan surah al-Ikhlas."(HR. Ahmad)

Nilai-nilai ketauhidan dalam surah al-Ikhlas adalah pengenalan tentang Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi penopang dan harapan semua makhluk, serta penjelasannya tentang Dzat Yang Maha Suci (Allah SWT) dan keesaan-Nya yang menjadikan-Nya sempurna dan menjauhkan-Nya dari segala kekurangan-Nya. Nilai-nilai ketauhidan yang terkandung dalam surah al-Ikhlas yaitu:

Pertama, umtuk mempercayai keberadaan Allah, sesorang harus yakin bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang menciptakan alam semesta ini dan menguasai segala sesuatu. Ini mirip dengan keyakinan dalam konsep Tauhid Rububiyah yang menegaskan keesaan Allah sebagai pencipta dan pemelihara segala sesuatu.

Kedua, meyakini bahwa Allah berbeda dengan makhluk-Nya, bahwa Allah memiliki sifat yang berbeda dari subtansi dan kapasitas-Nya dari pada makhluk-Nya, meskipun mungkin menggunakan kata yang sama untuk menyebut sifat tersebut. Konsep keesan Allah dalam perbuatan mencakup pemahaman bahwa segala yang terjadi di alam semesta merupakan kehendak-Nya. Konsep keesaan dan sifat Allah dan keesaan perbuatan-Nya, seperti dijelaskan dalam tafsir Al-Mishbah, serupa dengan konsep Tauhid Asma wa Sifat, yang menegaskan bahwa Allah menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan suci, yang berbeda dengan semua makhluk-Nya.

Ketiga, mengaitkan segala perbuatan manusia kepada Allah, seperti halnya Tauhid Uluhiyah, yang mengesakan Allah dengan mengutamakan kesucian tindakan manusia semata-mata untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah. Saat seseorang mengerti siapa pencipta dan sifat-sifat-Nya, mereka memahami kesatuan dalam perbuatan.

Keempat, meluruskan niat dalam segala peribadatan, terkadang hati kita berbelok niatnya. Oleh karena itu, kita harus meluruskan niat memastikan bahwa ibadah kita semata-mata ditunjukkan kepada Allah.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun