Imam dan Kultum Dadakan
Pada malam kedua puluh satu ini, bagiku malam yang istimewa. Tidak akan pernah aku lupakan dalam hidup. Malam tersebut akan aku jadikan pengalaman pada tahun yang akan datang. Bahwa aku harus selalu siap setiap saat ketika ada orang lain yang membutuhkan.
Setelah adzan isyak selesai berkumandang, aku segera menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat isyak. Dilanjutkan dengan sholat tarawih dan witir. Malam itu harusnya yang menjadi imam dan kultumnya Bapak Sutrimo. Dikarenakan beliau tidak hadir ke masjid, maka aku yang diminta untuk menggantikannya.
"Mas, kamu menggantikan Bapak Trimo ya," kata takmir masjid. "Pak Trimo baru kemana Pak, kok aku yang diminta menggantikannya," ucapku kepadanya. "Pak Trimo kemana aku juga tidak tahu," tambah beliau.
"Aku tidak siap Pak, ini saja aku memakai kaos Pak," aku mencoba mencari alasan. "Tidak mungkin kamu tidak siap," takmir masjid semakin menekanku. "Sebentar Pak, sesudah Pak Trimo harusnya siapa?" tanyaku kepada takmir masjid. "Coba aku lihat jadwal dulu ya," sela Bapak Muslimin. "Setelah Bapak Sutrimo harusnya Pak Senin," kata Bapak Muslimin.
"Jangan aku Pak, aku belum siap kultumnya Pak," tegas Bapak Senin. "Pak Taufik saja," ucap Bapak Senin. "Jadwalku masih lama Pak, setelah Bapak baru aku," aku mencoba menghindar lagi. "Pak Taufik saja malam ini, besuk baru Bapak Trimo," pinta ketua takmir masjid. "Ya sudah, aku saja tidak apa-apa Pak, sebisa saya ya Pak," tambahku.
Jam dinding sudah berbunyi, sebagai tanda sudah masuk waktunya iqomah. Usai iqomah, aku langsung menempatkan diri di tempat imam. Beberapa menit kemudian sholat isyak sudah terlaksana dengan lancar. Sekarang tiba saatnya untuk kultum. Dalam kultun tersebut aku menyampaikan tanda-tanda orang yang bertakwa berdasarkan Q.S Ali 'Imron ayat 133.
Dalam ayat tersebut Allah mmenerikan gambaran kepada manusia. Bahwa Allah akan memberikan surga kepada orang yang bertaqwa. Surga tersebut seluas langit dan bumi. Adapun tanda-tanda orang bertaqwa yang ada didalam ayat tersebut diantaranya sebagai berikut.
Yang pertama, Orang yang segera mohon ampun kepada Allah apabila orang tersebut berbuat kesalahan atau dosa. Tanpa harus menunda atau menunggu waktu yang tepat. Karena kesempatan yang disediakan oleh Allah kepada kita sampai kapan tidak akan pernah ada yang tahu. Maka Allah meminta manusia untuk bersegera dalam meminta ampunan terhadap kesalahan atau dosa yang ada pada diri manusia.
Yang kedua, orang yang mau sedekah dalam keadaan sempit atau lapang. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya itu hanyalah sebuah titipan saja. . Akan tetapi sebagian harta yang dimilikinya itu juga milik orang lain. Karena itu hak orang lain, maka harta tersebut harus diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Orang yang memiliki harta banyak dan mau sedekah itu sudah biasa. Karena mereka sudah memiliki harta yang cukup terlebih dahulu. Mereka juga tidak akan pernah khawatir kalau sampai kekurangan harta. Bahkan buat mereka sangat ringan sekali kalau hanya sedekah dari sebagian harta yang dimilikinya.
Akan tetapi, bagi orang yang sedang dalam kondisi kekurangan harta, mereka mau sedekah, itu baru yang namanya luar biasa. Karena mereka membutuhkan niat yang ikhlas serta perjuangan yang kuat untuk bisa sedekah. Bahkan terkadang mereka harus mengorbankan kepentingan pribadinya demi menjalankan perintah Allah SWT. Akan tetapi, Allah lebih mecintai perbuatan tersebut. Dibandingkan dengan manusia yang dalam kondisi serba kekurangan, tetapi juga tidak mau sedekah.