Shintia Puji Utami
Shintia Puji Utami Mahasiswa

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Apa Arti Syukur yang Sebenarnya?

11 Maret 2024   23:14 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:15 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa Arti Syukur yang Sebenarnya?
Doc. Pribadi 

Bersyukur sering diartikan sebagai momen dimana dilakukan ketika kita mendapat sebuah hal yang dianggap baik. Namun, arti syukur menurutku tak sampai hanya disitu. Banyak hal yang seharusnya mendapatkan perhatian untuk disyukuri. Misalnya ketika mampu membuat rekah senyum orang yang kita bantu lariskan dagangannya. Atau terkadang ketika kita tetap mampu tersenyum indah disaat mungkin masalah sedang berada di puncaknya.

Awalnya memang terasa berat untuk bisa mendisiplinkan diri. Selalu merasa bahwa yang perlu disyukuri ketika aku berada di puncak atau roda kehidupanku berada di atas. 

Belajar buat melihat ke bawah ketika kita lagi berada di puncak, agar kita mengerti bahwa kebaikan yang diberikan Allah semata-mata hanya titipan yang sifatnya sementara dan juga menjadi hak-hak bagi sebagian kecil mereka yang membutuhkan.

Selama sudah 20 tahun diberikan kehidupan ini ada banyak sekali hal yang akhirnya aku mengerti. Bahwa dalam keadaan apapun kita wajib bersyukur. 

Mulai dari dilahirkan di keluarga seperti yang sekarang, orang tua yang sehat, keluarga yang lengkap, jarang sakit, dikelilingi orang-orang baik, bisa bernapas dengan leluasa tanpa perlu membayar apapun. Ini semua bagian dari rasa syukur yang sepatutnya ditunjukkan ke sang pencipta Allah SWT dengan cara beribadah kepadaNya. 

Namun, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya. Dalam hidup ini tidak mungkin akan selalu dipenuhi dengan keindahan saja. Ada kalanya hidup terkadang banyak sekali cobaan maupun musibah yang tentunya sangat diperlukan kesabaran untuk menghadapinya. Sampai terkadang rasa ingin menyerah timbul di tengah-tengah waktu kita lagi melangkah. Yah itulah kehidupan, sekeras itu ternyata. 

Ada beberapa pesan moral yang mungkin ingin saya sampaikan disini. Bahwa yang pertama adalah apabila memang ternyata kita saat ini diberikan suatu hal yang menurut kita itu tidak baik buat kehidupan kita. Tapi yakinlah, Allah sayang pengatur semuanya. Pasti diberikan yang terbaik sama Allah. Ketika kita mau yakin, tentunya akan diberikan sesuai dengan apa yang kita yakini.

Kedua, jangan memaki-maki suatu hal buruk yang menimpa kita. Cukup sabar dan disyukuri saja. Memang pahit, tidak mudah untuk menerimanya. Tapi yakinlah, entah hari ini, esok, atau tahun depan atau bahkan kita gatau waktunya kapan kita akan menuai buah dari rasa syukur dan sabar itu. Dan tentunya akan jauh lebih indah dari apa yang kita bayangkan.

Ketiga, jangan pernah merasa bahwa hidup kita itu tidak pernah ada gunanya. Bahkan debu saja diciptakan Allah untuk kita gunakan tayammum. Semua pasti ada manfaatnya. Mungkin menurut satu orang kita ini tidak berguna. Ya tidak apa-apa. Mungkin bagi orang lain kita adalah segalanya? Kita tidak pernah tau itu. Jadi kuncinya adalah berlaku sebaik-baiknya. Bagaimanapun anugerah yang sudah Allah kasih mari kita syukuri segala kekurangan dan kelebihannya. Jangan banyak mengeluh, terus berusaha dan berdoa serta bersyukur atas segala karuniaNya. 

Terakhir, kita bisa bersyukur sebelum mendapatkan apapun itu. Karena semua yang datangnya dari Allah adalah hal baik untuk jalan hidup kita masing-masing. Tidak perlu membandingkan diri kita dengan siapapun. Selalu merasa cukup dan jangan pernah menjadikan nikmat orang lain sebagai standar dalam hidup kita. Karena ketika itu terjadi, maka hidup akan selalu terasa kurang. 

Kuncinya adalah bersyukur, menerima, bersabar, dan yakin bahwa rencana Allah SWT jauh lebih indah untuk kehidupan kita. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun