RAMADAN

Bagaimana Rasanya Puasa

25 April 2021   08:28 Diperbarui: 25 April 2021   08:34 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana Rasanya Puasa
Liputan6.com

Puasa adalah ibadah istimewa, ibadah spesial, tidak seperti ibadah yang lainnya. Seperti ibadah shalat, zakat, haji dll, semua amalan ibadah tersebut dalam pencatatan amalnya cukup dilaksanakan oleh Malaikat. Akan tetapi spesial untuk puasa, Allah sendiri yang menilainya, Allah sendiri yang memberi balasan, setimpal atau melipat gandakan. Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsyi :"Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang memberi balasannya." (HR. Bukhari, Muslim)

          Umat Islam wajib melaksanakan puasa sedikitnya satu bulan dalam satu tahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Dan disunahkan melakukan puasa di hari-hari tertentu lainnya sebagai ibadah sunah.

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian puasa Ramadhan dan disunatkan bagi kalian melaksanakan shalat tarawih pada malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan menunaikan shalat tarawih atas dasar iman dan mengharapkan kebaikan dari Allah, maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya."(HR Nasa'i dan Ahmad).

          Apabila puasa dilaksanakan dengan penuh keyakinan dan hanya mengharap ridla Allah swt. maka ia akan bisa merasakan nikmatnya ibadah puasa. Bagaimana rasanya puasa itu?

Menurut K.H. Husein Ilyas, Mojokerto:  Rasanya puasa itu segar, nikmat seperti minum badek (sari air tape/madu tape). Badek itu jika diminum rasanya segar dan menjadikan badan sehat. Puasa itu jika benar-benar dirasakan, juga segar menjadikan sehat.  Makanya Rasulullah menganjurkan kepada kita semua untuk bepuasa dengan sabdanya, "jika ingin badanmu sehat wal afiat, puasalah!". Ini menunjukkan jika puasa itu segar, seperti minum badek.

Tape bisa keluar badeknya harus pandai cara membuatnya. Pertama, mengumpulkan bahan yang akan dibuat tape, entah itu beras ketan atau singkong harus dicuci bersih. Ini menjadi taruhan, jika puasa itu ingin bisa nikmat, caranya. Kecuali mengerti jika puasa Romadhon itu rukun Islam, hukumnya juga wajib, juga dilaksanakan dengan jiwa yang bersih. Kemudian caranya membuat tape jika bahannya sudah bersih. Sesudah dikasih ragi harus ditutup yang rapat, dan jangan sampai sering dibuka. Walaupun sudah ditutup dengan rapat tapi sering dibuka, maka pasti jadi gagal tapenya. Disamping gagal, tape tidak akan mengasilkan badek dan rasanya juga pahit. Makanya kita semua kalau melaksanakan puasa sunah harus hati-hati, jangan ditampakkan kepada orang lain.

Bagaimana apabila bertamu, oleh tuan rumah dihidangkan makanan saat itu kita sedang melaksanakan puasa,? Hendaklah kita nikmati saja hidangan itu. Jangan sampai mengecewakan tuan rumah yang sudah susah payah menyediakan hidangan lantas kita menolaknya dengan alasan puasa. Tapi intinya jangan sampai orang lain tahu kalau kita sedang melaksanakan puasa. Bagaimana dengan puasa kita? Insya'allah kita tetap mendapatkan pahala puasa karena kita sudah niat untuk melaksanakannya. Karena niat itu sendiri lebih baik daripada amalan yang kita niatkan, ini pendapat dari jumhur ulama.

Selain mendapat pahala yang besar, puasa sunnah juga bisa mendatangkan karomah bagi pengamalnya. Sebagaimana Nabi Dawud as. mempunyai keistimewaan bisa melunakkan besi dikarenakan beliau mengamalkan puasa selang-seling,  sehari puasa sehari tidak, begitu seterusnya.  

Yaa, itu karena beliau seorang nabi, sebenarnya tidak, bisa juga terjadi pada manusia biasa. Dan insya'allah siapapun yang mengamalkan puasa seperti puasa Nabi Dawud itu, bisa saja mendapatkan karomah sebagaimana mukjizat Nabi Dawud tersebut.

Terbukti dengan pengalaman seseorang yang tidak ingin diketahui identitasnya. Saat dia memegang kunci mau membuka pintu rumah, tiba-tiba kunci yang dipegangnya itu terasa lunak seperti plastik. Dia mengira salah mengambil kunci, tapi setelah diperhatikan secara seksama kunci yang terbuat dari besi itu menjadi lentur ditangannya. Dia baru menyadari bahwa itu mungkin karena puasa Dawudnya yang telah ia amalkan selama tidak kurang dari 8 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun