Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Administrasi

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Sebelum Pandemi Silaturahmi Sering Enggan, Saat Dilarang Jadi Dirindukan

1 Mei 2020   16:04 Diperbarui: 1 Mei 2020   16:06 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelum Pandemi Silaturahmi Sering Enggan, Saat Dilarang Jadi Dirindukan
Ilustrasi Gambar Silaturahmi sungkem kepada orang tua | Dokumen Thinkstock/Detik.com


Dulu sebelum musibah pandemi korona mewabah jalinan tali silaturahmi secara sadar ataupun tidak sadar seringkali kita abaikan atau enggan dilakukan.

Tak punya waktu luang, karena sibuk bekerja ataupun karena pragmatisme dan apatisme pada lingkungan sosial di sekitar kita, seringkali jadi alasan dan penyebab yang melatar belakangi hingga akhirnya jadi malas dan enggan saling berkunjung untuk silaturahmi.


Justru kerinduan, makna dan pentingnya silaturahmi jadi sangat terasa saat ditengah musibah pandemi korona melanda, ketika akhirnya silaturahmi jadi tidak diperbolehkan bahkan dilarang oleh pemerintah.

Tak pelak lagi setelah sekian lama dilarang jadi rindu berat untuk bisa saling berkunjung diantara saudara, kerabat, teman, tetangga, hingga dalam rangka sosialisasi lingkungan sekitar.

Padahal biasanya kemarin-kemarin mungkin seringkali kita jarang bisa silaturahmi ke tetangga, mengunjungi orang tua, saudara, taman kerja atau bahkan kerap jarang sekali bisa menjenguk yang sedang sakit bila ada yang dirawat di rumah sakit.

Baru kali ini dalam catatan sejarah, akibat dampak penularan wabah korona yang semakin pandemi ini, akhirnya membuat kita dilarang silaturahmi, tak boleh berjabat tangan, tak boleh saling berkumpul, tak boleh saling mengunjungi.

Ya, Betapa baru sangat terasa, ternyata sungguh sangat penting dan berartinya silaturahmi itu, dan jadi menyedihkan dan prihatin ketika pandemi korona justru melarang kita untuk saling silaturahmi.

Apalagi yang makin bikin sedih dan pilu itu saat tradisi mudik pulang kampung saat lebaran jadi dilarang juga oleh pemerintah gegara pandemi korona ini.

Padahal bagi para perantauan, saat mudik lebaran inilah, merupakan suatu momen yang selalu ditunggu untuk bisa mengobati rasa rindu pada keluarga, untuk bisa sungkem sama orang tua, bisa berjumpa dan bersilaturahmi lagi dengan sanak famili, saudara, kerabat keluarga dan tetangga di kampung halaman.

Tapi apalah hendak dikata, mudik pulang kampung saat lebaran secara resmi dilarang oleh pemerintah, karena ditengah pandemi ini mudik juga sangat berpotensi menularkan bahaya virus korona.

Meskipun teknologi melalui handphone bisa mengkondisikan silaturahmi dapat melalui berbagai model aplikasi tatap muka seperti video call, zoom, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun