Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Administrasi

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kelak, Saya Sendiri yang Akan Menjadi Guru Ngaji Anakku

2 Mei 2021   14:02 Diperbarui: 2 Mei 2021   14:06 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelak, Saya Sendiri yang Akan Menjadi Guru Ngaji Anakku
Ilustrasi mengajari anak mengaji | Dokumen gambar via SDI.Id

Namun demikian, bukan berarti sebelum memasuki usia pendidikan tersebut, saya dan istri tidak getol membimbing anak kami soal agama Islam yang di dalamnya ada ibadah dan berbagainya ini sejak dini, ya jelas saja tetap kami berikan, tapi ya tentunya disesuaikan dengan usianya.

Seperti misal, tetap mengajak anak saya ke Masjid untuk ikut bapaknya salat, mengenalkan bagaimana berdoa, memperdengarkannya dengan lantunan ayat suci Al Quran dan lainnya yang sekiranya berkaitan dengan ibadah dan pengetahuan agama Islam, termasuk pendidikan moral dan akhlaknya.

Tapi ada satu hal kelak yang akan saya ajarkan secara intensif kepada anak saya, yaitu mengaji. Saya lah ke depan yang akan jadi guru mengaji bagi anak saya sendiri.

Ini bukannya ke depan saya tidak percaya pada guru ngaji ataupun TPA, tapi ini merupakan bentuk rasa tanggung jawab penuh saya kepada anak saya dan dalam rangka lebih efektif menerima pengetahuan mengaji.

Alasannya juga adalah, karena di kampung saya sendiri di lembah Damai Balikpapan, saya dikenal cukup baik soal ngaji ini.

Sebabnya juga saya dulunya di kampung bahkan sampai sekarang, dikenal sering juara lomba mengaji, mulai tingkat RT, RW, Kampung, kelurahan hingga juara tingkat kota. 

Masa sih urusan mengajari ngaji anaknya sendiri harus orang lain yang bertanggung jawab, atau perlu guru ngaji. Lha bapaknya loh ngapain.

Bahkan juga kalau sekiranya ada yang mau mengonfirmasi kebenarannya terkait apa yang saya ungkapkan ini, sangat boleh kok, hohoho, masih banyak saksi hidupnya di kampung saya kok, hohoho.

Oh iya, saya ungkapkan hal ini bukannya saya pamer ya, atau saya sombong ataupun riya ya, enggak lah bukan begitu, jauh banget dari itu.

Ilustrasi gambar mengajari anak mengaji | Dokumen gambar via RRI.co.id
Ilustrasi gambar mengajari anak mengaji | Dokumen gambar via RRI.co.id
Yang pasti, intinya kenapa saya kelak yang harus mengajari anak saya mengaji ya karena ini adalah merupakan bentuk tanggung jawab moral saya kepada anak saya.

Dan setidaknya saya ingin mendidik anak saya dengan target, agar bisa lebih dari apa yang pernah diraih oleh bapaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun