Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Administrasi

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Tradisi Kue Lebaran dan Etika Perjamuan

21 April 2023   13:54 Diperbarui: 21 April 2023   13:58 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Kue Lebaran dan Etika Perjamuan
Tradisi Menjamu Tamu dengan Kue Lebaran : Dokumen Foto Via Freepik.com

Coba kalau kita apa adanya saja dalam menjamu tamu kita, betapa tidak beretikanya kita, apalagi mereka yang sudah datang dari jauh, tapi kita tidak menyambut mereka dengan jamuan yang bijak kepada tamu-tamu kita. Batin mereka pasti akan bicara tentang etika perjamuan kita.

Jadi bukan tanpa alasan kita menyediakan kue lebaran ini, tapi ada alasan prinsip yaitu etika kesantunan kita dalam menjamu tamu-tamu kita, apalagi momentumnya adalah  lebaran.

Wah, penjelasan istri saya tentang tradisi kue lebaran ini ternyata diplomatis, saya bahkan tak menyangka jawabannya bisa sekeren itu. Hohoho.

Saya malah enggak terpikirkan kearah sana, bahwa tradisi kue lebaran ini adalah bagian dari etika perjamuan dalam rangka menghargai tamu yang datang bersilaturahmi saat lebaran.

Tahunya saya, ya memang sudah jadi tradisi gitu saja, tapi ternyata tradisi menyediakan kue lebaran ini juga ada berkaitan dengan etika perjamuan bagi tamu kita.

Ya, itulah menurut istri saya tentang tradisi kue lebaran dan etika perjamuan ini. Memang kalau dipikir-pikir, maka apa yang diungkapakan istri saya itu seratus persen benar.

Memang faktanya kalau kita datang bertandang untuk silaturahmi lebaran dengan jamuan dari tuan rumah yang sudah menyediakan kue lebaran yang cantik-cantik dan enak-enak, serta dijamu pula dengan makanan maupun minuman kita sangat begitu dihargai.

Suasana guyub pun semakin tercipta dengan dukungan ketersedian kue favorit lebaran ini, kekuatan kekeluargan dalam silaturahmi pun tercipta dengan indah. 

Ya, seperti diketahui juga, di negeri kita Indonesia ini, tradisi menyajikan kue lebaran masih lestari, artinya etika perjamuan kita dalam rangka menghargai tamu kita yang datang silaturahmi saat lebaran masih lestari.

Inilah fakta, bahwa kita selalu menjunjung tinggi untuk bagaimana saling menghargai dan menghormati di antara sesama dalam wadah silaturahmi, sekaligus menyempurnakan kita dalam merayakan idul fitri.

Demikian kiranya artikel ini, semoga dapat bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun