Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Administrasi

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Syukur, Pelampung Jiwa yang Mencegah Tenggelam dalam Keputusasaan

11 Maret 2024   11:41 Diperbarui: 11 Maret 2024   11:58 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syukur, Pelampung Jiwa yang Mencegah Tenggelam dalam Keputusasaan
Ilustrasi gambar bersyukur dalam kehidupan | Dokumen Foto via Freepik.com

Syukur, pelampung jiwa yang mencegah tenggelam dalam keputusasaan?

Apakah maksudnya?

Bersyukurlah, syukurilah apa yang ada.

Begitukah bersyukur?

Ya, begitulah kira-kira, syukur kerap mudah diucapkan tapi kerap sulit diejawantahkan dalam kehidupan keseharian terkait seperti apa sebenarnya bersyukur.

Kalau saya, supaya saya tidak tenggelam dalam keputusasaan dalam kehidupan dan terlalu pasrah dengan keadaan, maka di bawah inilah yang saya terapkan.

1. Jangan selalu melihat keatas.

Hidup itu kalau selalu melihat ke atas terus jadi lupa menengok ke bawah, kita jadi lupa bersyukur. Melihat orang lain kehidupannya di atas kita, eh kitanya kadang julid dan mengeluh. Kenapa ya kok mereka bisa kaya, kenapa ya kita kok gini-gini aja. Sehingga jatuhnya bisa iri dan dengki.

Padahal kalau mau menengok ke bawah, tidak sedikit orang-orang yang kehidupannya di bawah kita bahkan jauh di bawah kita, seperti mereka yang berjuang hidup di bawah garis kemiskinan.

Inilah prinsip yang saya terapkan dalam hidup, saya selalu bersyukur dengan kehidupan yang sekarang saya jalani, menyukuri apa yang ada dengan tidak melihat keatas, tapi eling untuk selalu wawas diri dalam kehidupan yang sedang dijalani.

Ilustrasi gambar bersyukur dalam kehidupan | Dokumen Foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar bersyukur dalam kehidupan | Dokumen Foto via Freepik.com

2. Tetap sabar dan bersyukur ketika mendapat cobaan.

Pernah saya dan istri mendapat cobaan yang kami anggap sangat begitu berat dalam hidup yaitu ketika kami gagal memiliki anak. Ya, istri saya pernah keguguran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun