RAMADAN

Imam Ghazali: Ada Tiga Tingkatan Puasa, Kamu Level Berapa?

8 April 2022   23:40 Diperbarui: 9 April 2022   00:14 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Ghazali: Ada Tiga Tingkatan Puasa, Kamu Level Berapa?
Foto Kompas.com

Hari Rabu yang lalu, perjalanan pulang kerja melihat ada penjual buah-buahan yang memajang tulisan harga jeruk di bagian depan. Bunyi tulisan itu "Harga jeruk Rp 10.000, jelas murah!"

Merasa penasaran dengan iklan itu kemudian saya berhenti dan mampir di toko buah tersebut. Saya berusaha melihat-lihat dan mengamati dengan cermat dari berbagai golongan jeruk yang dijual. Sekilas saja langsung terlihat ada tiga macam golongan jeruk. Langsung saja saya tanyakan kepada penjualnya. "Ini jeruk apa mbak, manis tidak ya, harganya berapa?"

Si penjual dengan ramahnya menjawab, "Ini jeruk Aceh, harganya perkilo Rp 15.000, kalau yang ini 23.000, sedangkan yang ini 26.000," jawab penjual sambil menunjuk setiap golongan. "tetapi semuanya manis," kata penjual.

"Lho bukannya 10.000?" tanya saya." yang ini belum boleh," jawabnya.

Saya melanjutkan melihat-lihat,  mulai dari jeruk harga Rp 15.000, golongan pada kotak pertama kemudian ke golongan kedua dengan harga Rp 23.000. dan juga golongan ketiga dengan harga RP 26.000. saya perhatikan apa sebenarnya yang membedakan. "Kata penjual semua manis, tetapi mengapa harganya beda, ya?" pikirku. Karena penasaran maka saya tanyakan saja kepada penjualnya. "Mbak apa bedanya ya, golongan satu, dua, dan tiga itu?"  tanyaku.

Penjualnya seorang Mbak setengah baya tampaknya agak bingung juga, mau jawab apa, mungkin ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan, entah karena sudah lama, atau karena kurang manis atau alasan lainnya, saya sendiri juga tidak tahu. Ia meninggalkan saya karena sambil melayani pembeli lainnya.

Karena masih penasaran, saya amati lagi dengan lebih teliti agar dapat memperoleh data yang lebih akurat. Dua atau tiga menit saya memandangi jeruk itu, pindah dari golongan pertama, kedua dan ketiga. Bahkan saya bolak-balik dari ketiga, kedua, kesatu. Wal hasil saya menemukan bahwa jeruk golongan ketiga dengan harga RP26.000, warna kulitnya terlihat mengkilap, halus, segar terbayang jeruk yang berkualitas bagus. Sedangkan golongan kedua dengan harga Rp23.000 warna kulitnya terlhat kurang mengkilap, kurang segar dan sedikit layu tetapi sepintas masih tampak halus dibanding dengan jeruk golongan pertama. Sedangkan jeruk golongan pertama dengan harga Rp15.000 kulitnya terlihat  layu, sudah tidak mengkilap lagi, mungkin ini yang kualitas biasa saja.

Setelah menemukan data tersebut,  rasanya saya ingin membeli yang golongan ketiga dengan harga Rp26.000 yang terlihat kualitas bagus. Tetapi karena berbagai pertimbangan terutama karena kemampuan ekonomi mulai menurun akibat kenaikan harga minyak goreng maka saya menetapkan pilihan pada golongan kedua dengan harga RP23.000, dengan pertimbangan memilih harga yang sedang saja agar tetap bisa membeli minyak goreng.

Setelah proses jual beli selesai, saya segera melanjutkan perjalanan pulang. Sambil menahan lapar dan dahaga, sepanjang perjalanan saya masih kepikiran tiga gologan jeruk tersebut. Ternyata tiga golongan jeruk itu mengingatkan pendapat  Imam Ghazali tentang tingkatan orang berpuasa. Disebutkan dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin ada tiga tingkatan orang berpuasa.  Yaitu  puasa   umum, puasa khusus   dan puasa khususil khusus.

Pertama, Kelompok puasa umum 

Puasa umum yaitu kelompok  orang yang  melaksanakan puasa  sekadar untuk memenuhi persyaratan ibadah puasa yaitu menahan lapar, dahaga dan menahan nafsu syahwat saja. Kelompok puasa seperti ini dikatakan sebagai tingkatan puasa yang paling rendah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun