Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Penulis

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Peramalan dan Perencanaan Keuangan untuk Finansial Sehat di Bulan Ramadan

19 Maret 2024   19:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:04 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peramalan dan Perencanaan Keuangan untuk Finansial Sehat di Bulan Ramadan
Melakukan pencatatan keuangan di bulan Ramadan. (Sumber: pexels.com via kompas.com)

Banyaknya pengeluaran selama bulan Ramadan, menjadi tantangan untuk kita dalam mengatur atau mengelola keuangan. Tujuan pengelolaan keuangan ini adalah untuk menciptakan finansial yang sehat di bulan suci Ramadan.

Pengeluaran yang direncakan sampai yang tidak direncakan perlu untuk dicatat. Disesuaikan dengan kemampuan finansial yang dimiliki. 

Mulailah dengan mencatat pengeluaran-pengeluaran yang kemungkinan terjadi selama bulan Ramadan. Mulai dari pengeluarakan untuk buka puasa di rumah, buka puasa di luar, berburu takjil, nabung untuk bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR), sedekan dan zakat, serta pengeluaran lainnya yang dirasa harus dikeluarkan selama bulan Ramadan.

Dengan melakukan peramalan pengeluaran, kita bisa menyesuaikan dengan kapasitas atau kemampuan finansial yang dimiliki. Hal ini akan bermanfaat jika peramalan pengeluaran ternyata membengkak dan tidak memenuhi kemampuan finansial kita.

Peramalan pengeluaran yang melebih kapasitas keuangan yang ada, bisa kita buat sebuah perencanaan pengeluaran di bulan Ramadan ini dengan menggunakan metode skala prioritas. Dari kategori peramalan keuangan yang sudah dicatat, kita bisa menyeleksi mana saya yang memang tidak bisa hindari atau tidak bisa dihapuskan. Sedangkan untuk kategori pengeluarkan yang bisa dipangkas dananya, bisa kita kurangi saja.

Misalnya saja untuk keperluan membeli takjil. Dalam peramalan tercatan setiap harinya akan mengeluarkan dana sebesar 20 ribu rupiah. Melihat dana yang dimiliki tidak bisa memenuhi peramalan pengeluaran yang membengkak, maka bisa kita pangkas untuk keperluan takjil hanya 10 ribu rupiah saja. Atau bisa saja diakali di momentum tertentu diperbolehkan untuk membeli takjil sebesar 20 ribu. Misalnya adalam keadaan terdesak di acara buka bersama atau sedang ada tamu yang ikut buka puasa di rumah.

Ilustrasi berbuka puasa di luar bersama teman. (Sumber: Dok. Shutterstock/dotshock via kompas.com)
Ilustrasi berbuka puasa di luar bersama teman. (Sumber: Dok. Shutterstock/dotshock via kompas.com)

Perencanaan keuangan di bulan Ramadan yang didapatkan dari hasil peramalaman keuangan, tidak akan terwujud tanpa adanya konsistensi untuk teguh dan komitmen dengan tujuan awal. Di mana tujuan dari adanya peramalan yang dilanjutkan dengan membuat perencanaan keuangan adalah untuk menciptakan finansial selama bulan Ramadan.

Konsisten dan komit dengan apa yang sudah direncakan jauh lebih sulit dibandingkan membuat perencanaannya. Apalagi banyak godaan seperti berbagai takjil yang menggiurkan, diskon gede-gedean, sampai ajakan buka bersama yang sulit untuk ditolak. 

Untuk bisa teguh menjalankan perencanaan keuangan selama bulan Ramadan, bisa didukung dengan perencanaan kegiatan selama bulan Ramadan. Kita juga perlu mencatat minimal dengan jangka waktu satu minggu akan menggunakan dana yang tersedia untuk pemenuhan kebutuhan apa saja.

Misalnya di minggu ini, kita ada undangan buka bersama dengan teman SMA di sebuah restoran. Kita dapat memperhitungkan nominal pengeluaran dari acara buka bersama itu. Sehingga sisanya bisa kita alokasikan untuk membuat perencanaan kegiatan dan pengeluaran di hari-hari lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun