Siti Khusnul Khotimah
Siti Khusnul Khotimah Mahasiswa

Penulis buku A Good Change: sebuah penerapan filosofi Kaizen bagi yang sedang berada di titik terendah. Menulis seputar Self-Improvement, Growth Mindset, dan Tips Penunjang Karir. Yuk berkawan di IG dan TT @sitikus.nl ✨ Salam Bertumbuh 🌻🔥

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Demi Masa: Sesungguhnya Kita Berpacu dengan Waktu

12 Maret 2024   09:41 Diperbarui: 12 Maret 2024   10:37 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demi Masa: Sesungguhnya Kita Berpacu dengan Waktu
Ilustrasi manusia berpacu dengan waktu (sumber: pexels.com/Amit-Pal)

Mau sekaya apapun, kita tidak bisa membeli waktu yang terbuang karena kelalaian di masa lalu. Mau setinggi apapun jabatan, kita tidak bisa meminta waktu tunduk dan mengoreksi kesalahan yang lalu. Mau bagaimanapun latar belakang kita atau sehebat apapun yang telah kita lakukan di dunia, waktu akan tetap bergulir. Mencatat keburukan dan kebaikan yang kita lakukan selama kita masih bernafas.

Setiap bulan suci menjelang, kita sibuk berbenah. Menyambut datangnya bulan penuh berkah dengan kondisi diri yang paling prima. Persiapan menu sahur yang seimbang. Pasang alarm untuk jam tidur yang cukup. Olahraga setelah subuh berjamaah di masjid. Kita selalu bersukacita mengisi minggu pertama dengan senyum sumringah.

Namun ingatlah, kita sejatinya berpacu dengan waktu.

Ada kalanya, hari-hari di tempat kerja menumpuk beban berat di pundak. Ada masanya, anak-anak di rumah tantrum tanpa bisa dikendalikan. Ada saatnya, kita kelelahan sedangkan saat berpuasa dianjurkan memperbanyak ibadah. Kita mengalami dilema karena merasa dikejar waktu. Target yang sudah kita susun seolah menggulung kita dalam gelombang "masih ada waktu kok". Semakin menuju akhir perjuangan, kita justru lupa dengan rencana indah yang sudah kita rancang.

Ramadan adalah masa yang tepat untuk kita melakukan refleksi diri.

Buatlah target ibadah yang realistis dan seimbang antara pekerjaan juga waktu istirahat. Anggaplah, kita tidak lagi punya banyak waktu selain melakukan yang terbaik, dan bukan yang terbanyak. Maka, ibadah sama halnya dengan bekerja, perlu kekhusyukan dalam melangitkan harapan. Jadilah pribadi yang lebih baik, sebagai alumni Ramadan tahun ini.

Semoga kita semua selalu istiqomah dalam meraih ridho-Nya.

Baca juga: Berprasangka Baik Pada-Nya, Semua Akan Baik-baik Saja

***

Terima kasih sudah membaca sampai akhir :)

Tinggalkan jejak yuk boleh like, komen, dan share yaa~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun