Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Guru

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membangun Toleransi Melalui Pengalaman Pribadi

31 Maret 2024   15:06 Diperbarui: 31 Maret 2024   16:42 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun Toleransi Melalui Pengalaman Pribadi
Sumber gambar: fahum.umsu.ac.id

Dalam perjalanan hidup, saya telah diberi kesempatan untuk belajar tentang toleransi melalui pengalaman yang beragam. Mulai dari kelas Pendidikan Agama Islam (PAI) hingga bergabung dalam komunitas penulis yang beragam latar belakang. Setiap pengalaman itu membentuk pandangan saya tentang pentingnya menghormati perbedaan.

Pengalaman Toleransi di Kelas PAI

Dalam kelas PAI di SDN Gogodeso 01, saya menghadapi tantangan untuk memperlakukan semua murid dengan adil, terutama saat ada murid non-Muslim di kelas. Biasanya ketika jam PAI, murid non-Muslim diperkenankan keluar kelas. Namun murid non-Muslim tersebut kukuh tidak mau keluar dan ingin ikut teman-temannya yang lain untuk belajar agama. Ya sudahlah tak mengapa. 

Meskipun materi PAI tidak wajib baginya, saya sadar bahwa pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif di kelas. Saya tidak hanya menekankan pada materi pelajaran, tetapi juga memberikan contoh tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai dan menghargai perbedaan. Melalui pendekatan ini, saya berharap dapat membentuk pemahaman yang lebih luas tentang toleransi di kalangan murid-murid.

Belajar dari Komunitas Penulis Berbalas (KPB)

Bergabung dengan KPB membuka mata saya terhadap keragaman dan kekayaan yang ada dalam masyarakat. Di sana, saya dikelilingi oleh individu-individu dari berbagai latar belakang budaya, profesi, suku, dan agama. Interaksi positif antara kami menjadi bukti bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan hambatan. 

Kami saling menghormati dalam merayakan hari raya dan menjalankan ibadah masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan tidak mengenal batasan agama, dan toleransi adalah kunci untuk mempererat ikatan sosial dalam masyarakat yang multikultural.

Pentingnya Membangun Toleransi

Melalui dua pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa toleransi bukan hanya sekadar menghormati perbedaan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang inklusif dan saling mendukung di tengah keberagaman. Kita harus terus memperjuangkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan begitu, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis bagi semua orang, tanpa memandang agama atau kepercayaan. Meskipun membangun toleransi itu  bukan perkara yang mudah. Akan tetapi jika kita berkomitmen untuk terus belajar dan saling menghormati, maka kita dapat mencapai masyarakat yang lebih baik dan lebih inklusif. Mengakui dan memahami bahwa setiap individu memiliki nilai dan hak yang sama, serta memiliki peran yang penting dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis.

Semoga bermanfaat

Siti Nazarotin

Blitar, 31 Maret 2024

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun