Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

(5) Ramadan Tak Biasa, Masyarakat Menjadi Pandai Bersyukur

28 April 2020   01:11 Diperbarui: 28 April 2020   01:04 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(5) Ramadan Tak Biasa, Masyarakat Menjadi Pandai Bersyukur
Sumber: doc.Supartono JW

Ikhlas, menerima, berbesar hati, rendah hati, dan suka berbagi, adalah tanda pandai bersyukur. (Supartono JW.28042020) 

Ramadan Tak Biasa, di tengah wabah pandemi corona, membuat masyarakat Indonesia khususnya, dengan sendirinya menjadi teruji dan terlatih untuk menerima kenyataan. 

Bahkan, saya menyebut, akibat pandemi corona yang berdampak utama pada kehidupan ekonomi masyarakat, dan hadir dahulu kurang lebih satu setengah bulan sebelum bulan Ramadan, dampaknya ibarat latihan dan gladi bersih bagi masyarakat. Sehingga begitu ramadan tiba, khususnya kaum muslim, sudah siap  pentas ibadah ramadan yang tak biasa. 

Ekonomi terpuruk 

Akibat pandemi corona, lalu ada tindakan pencegahan, antisipasi, dan penanganan Covid 19 (PAPC19) dengan anjuran semua masyarakat belajar, bekerja, dan beribah di rumah, disusul dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menjadikan ekonomi semua lapisan masyarakat terpuruk, terutama masyarakat sektor informal. 

Sektor UMKM ambruk, banyak PHK, pengangguran meningkat, sementara perut wajib tetap diisi. Masyarakat biasa menjadi miskin, rakyat miskin bertambah miskin. 

Namun demikian, Allah Maha Adil. Musibah pandemi corona yang benar-benar mendampak pada semua sektor kehidupan, terutama ekonomi, menjadikan ujian berat yang wajib dihadapi oleh segenap rakyat bangsa ini. 

Kendati terpuruknya ekonomi, tetap melahirkan tindakan kriminal, namun sejak corona mewabah hingga memasuki ibadah ramadan hari keempat, suasana masyarakat Indonesia, secara umum aman terkendali. 

Ada friksi-friksi negatif, ada kesalahpahaman, ada kisruh dari rakyat biasa hingga para pemimpin bangsa menyoal corona, seperti menyoal kebijakan, peraturan, keputusan, sampai kisruh pembagian sembako dll, namun faktanya, bangsa dan negara ini, masih aman terkendali, walaupun virus corona tetap tak peduli menjangkiti. 

Hikmah dari hadirnya pandemi corona ini, satu di antara yang sangat kentara adalah menjadikan sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi manusia yang "pandai bersyukur. 

Buktinya, antara lain, masyarakat yang selama ini sudah teruji oleh kesusahan hidup, tetap tabah dan pasrah akan nasibnya. Saat pemerintah dan para dermawan membantu, maka mereka sangat bersyukur dan berterima kasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

04 March 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Cerita Kocak Pas Sahur
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 2 
05 March 2025
Puasa Jalan Terus, Produktivitas Jangan Tergerus
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 3
06 March 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 1
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 4
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun