(21) Ramadan Tak Biasa, Keistimewaan, dan Keutamaan 10 Hari Terakhir
Waktu tak pernah menunggu, jangan terpaku, harus menderu untuk meraih sesuatu.
(Supartono JW.14052020)
Hari ini, Ramadan Tak Biasa, tepat memasuki hari ke-21, dan sudah berada di fase ketiga keistimewaan Ramadan di 10 hari terakhir.
Masyarakat tertekan psikologis
Ramadan di tengah corona, khususnya bagi masyarakat muslim Indonesia, ujiannya benar-benar berat karena harus terus berhadapan dengan kebijakan pemerintah yang tak tegas, sehingga membuat masyarakat pun tak disiplin.
Bahkan, tepat di Ramadan ke-20, Rabu (13/5/2020) masyarakat kembali terpukul dengan turunnya Perpres baru Nomor 64 tahun 2020, tentang kenaikan kembali iuran BPJS Kesehatan.
Di tengah kesulitan yang menghimpit rakyat, pemimpin negeri ini pun masih "tega" menekan rakyat dan menyakiti hati nuraninya, dengan diam-diam mengabaikan putusan Mahkamah Agung (MA) dan menerbitkan Perpres baru.
Sehingga, selain corona, psikologis (perilaku dan mental) masyarakat dalam menjalankan ibadah Ramadan, juga signifikan tergerus akibat kebijakan pemerintah.
Bahkan kini, masyarakat masih tak habis pikir, mengapa Bapak Presiden kita, tak menghargai perjuangan rakyat yang menggugat dan menang di MA.
Mencari keutamaan Ramadan
Dari kondisi yang ada, semoga di 10 hari terakhir bulan Ramadan menjadi waktu yang benar-benar istimewa dari 20 hari sebelumnya yang penuh sengkarut, penuh sikap apatis dan skeptis masyarakat karena tekanan psikologis akibat kebijakan pemerintah, masalah ekonomi, kesehatan, dan sosial di Indonesia.