Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

(30) Ramadan Tak Biasa, Episode Akhir dan Hari Kemenangan

22 Mei 2020   21:59 Diperbarui: 22 Mei 2020   22:06 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(30) Ramadan Tak Biasa, Episode Akhir dan Hari Kemenangan
Sumber: Supartono JW

Dalam hadis tersebut, terdeskripsi betapa mudahnya maaf-memaafkan. Berbeda dengan kehidupan umat manusia zaman sekarang. Meminta maaf atau memberi maaf saja masih sulit. 

Memang, memaafkan membutuhkan suatu keahlian untuk melupakan semua kesalahan orang lain dan sanggup memaafkan perbuatan manusia yang mungkin dianggap tak terampunkan, dan memandang hari esok sebagai hari yang terbebas dari jejak kesalahan masa lampau. 

Karenanya, saling memaafkan adalah proses menuju kedamaian dalam batin. Semoga, kita semua termasuk manusia yang mampu meraih kemenangan selama ibadah bulan Ramadan tahun ini. Dan, merayakan kememangan di Hari Raya Idul Fitri dengan rendah hati, mudah saling maaf-memaafkan. 

Artikel Ramadan tak diminati

Bagi saya sendiri, alhamdulillah, selama ibadah Ramadan yang saya niatkan berbagi dengan artikel di media ini, dengan mengangkat persoalan-persoalan aktual yang paling saya rasa penting di setiap harinya, dari satu hari sebelum Ramadan, hingga 30 hari dalam Ramadan, akhirnya tuntas. 

Alhamdulillah, dengan konsisten dan bersambung menulis artikel Ramadan, saya merasakan meraih kemenangan. Sebab, saya jadi merasakan betul nikmat ibadah Ramadan Tak Biasa tahun ini. 

Dengan menulis artikel Ramadan, jiwa dan pikiran saya selalu terjaga. 

Hanya, ada satu catatan yang juga wajib saya ungkap di sini. Ternyata, artikel Ramadan, kurang diminati oleh pembaca. 

Berbeda dengan artikel saya yang isinya menyangkut "soal duniawi" (politik, pemerintahan, humaniora, gaya hidup,  kesehatan, media, edukasi, hukum, sosial budaya, olahraga dll). 

Mengapa artikel menyoal agama (Ibadah Ramadan) kurang diminati? Bila saya ulas alasannya, cukup panjang nanti. 

Yang pasti, pembaca dan masyarakat juga tahu jawabannya. Dan inilah +62, Indonesia dengan masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun