(22) Pandai Bersyukur, Tertib dan Disiplin dalam Kewajiban, Ringan untuk Beramal
Amal (ibadah, jariah, saleh)
Sesuai paradigma yang lazim, orang-orang yang tertib, disiplin, bertanggungjawab dalam menunaikan kewajiban, biasanya mereka akan sangat ringan hati, ringan pikiran, ringan tangan, dan ringan kaki dalam melengkapi kewajiban-kewajiban yang sudah ditunaikan dengan tambahan amal.
Amal ibadahnya, amal jariahnya, amal salehnya diperbanyak, ditingkatkan, dengan pikiran dan hati yang bersih, serta ikhlas.
Amal adalah perbuatan (baik atau buruk), perbuatan baik yang mendatangkan pahala, menurut ajaran agama, yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia (memberi derma, mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo, anak yatim piatu, dan sebagainya.
Banyak orang-orang yang dihormati dan dihargai di tengah masyarakat bukan karena kedudukan atau kekayaannya, tetapi karena amalnya.
Ada amal ibadah, perbuatan yang merupakan pengabdian kepada Allah, seperti salat dan zakat dalam agama Islam.
Ada amal jariah, perbuatan baik untuk kepentingan masyarakat (umum) yang dilakukan terus-menerus dan tanpa pamrih. Perbuatan sosial.
Dan, ada amal saleh, yaitu perbuatan yang sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama kepada Tuhan, serta perbuatan baik terhadap sesama manusia
Di antara amal ibadah, amal jariah, dan amal saleh, mana amal yang selama ini, saya, kita, lakukan, jalankan?
Semoga, saya, kita, senantiasa menjadi manusia, orang yang selalu disiplin, tertib, konsisten dalam menunaikan kewajiban terhadap Allah dan sesama manusia. Menjadi manusia yang pandai bersyukur.
Semoga, saya, kita, selalu menjadi manusia, orang yang berbuat amal ibadah, amal jariah, amal saleh karena Allah, bukan karena sekadar riya (pamer),
menunjukkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri.