Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

(26) Ketupat, Ngaku Lepat

17 April 2023   20:21 Diperbarui: 17 April 2023   20:22 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(26) Ketupat, Ngaku Lepat
Ilustrasi Supartono JW

Sebagai menu makanan yang boleh dikatakan wajib ketika Hari Raya Idul Fitri,   sebenarnya seperti apa asal usul ketupat hingga menjadi menu lebaran?

Dari berbagai bacaan dan literasi, ketupat adalah hidangan khas Asia Tenggara. Terbuat dari beras dan dibungkus menggunakan anyaman daun kelapa muda membentuk persegi.

Ada kisah yang menyebut bahwa, asal usul ketupat dimulai sejak masa hidup Sunan Kalijaga, yaitu pada abad ke-15 hingga 16. Sunan Kalijaga adalah satu di antara Wali Songo yang turut menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Ternyata, Sunan Kalijaga, menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi dari pembauran antara Jawa dan nilai-nilai Islam. Membaurkan budaya Hindu, yang sudah terlebih dahulu membuat beras dengan bungkus anyaman daun kelapa muda.

Bahkan, di Bali, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, sudah lama menggunakan ketupat untuk menjalankan ritual adat. Berbeda dengan di Pulau Jawa, ketupat di Bali memiliki nama lain, yaitu tipat.

Atas hal tersebut, para ahli menduga bila, asal usul ketupat sudah ada sejak masa Hindu-Buddha di Indonesia.

Lalu, mengapa diberi nama ketupat? Di Jawa dan Sunda, ketupat atau kupat, ternyata sebuah akronim, ku=ngaku dan pat=lepat. Jadi, arti kupat adalah ngaku lepat. Bahasa Indonesianya, mengakui kesalahan.

Karenanya, arti atau maknanya senafas dengan Hari Raya Idul Fitri, yang merupakan bulan suci untuk saling memaafkan. Saling mengakui kesalahan.

Lebih dari itu, ketupat/kupat memiliki filosofi, dari akronim lain, yaitu ku=laku dan pat=papat. Maksudnya ketupat/kupat berarti "laku papat". Artinya, laku adalah perilaku, sementara papat bermakna empat. Jadi, ketupat/kupat mengusyaratkan tentang empat perilaku manusia.

Empat perilaku tersebut dicerminkan dari empat sisi ketupat. Empat sisi ini dimaknai sebagai LEBARAN, LUBERAN, LEBURAN, dan LABURAN. Semuanya memiki makna dan maksud sendiri-sendiri.

(1) LEBARAN
Lebaran berasal dari kata "lebar", artinya pintu ampunan dibukakan. Setiap orang berkesempatan untuk memberi maaf dan meminta maaf, saling mengakui kesalahan.
(2) LUBERAN
Luberan berasal dari kata "luber", artinya saat ada rezeki melimpah, ada pintu untuk bersedekah, beramal jariah kepada orang yang membutuhkan.
(3) LEBURAN
Leburan berasal dari kata "lebur", yang berarti, setelah menjalankan ibadah Ramadan selama satu bulan, melalui fase 10 hari pertama (Rahmat), 10 hari kedua (maghfirah/magfirah/ampunan), dan 10 hari ketiga, pembebasan dari apai neraka, sehingga, dosa-dosa dalam satu tahun terakhir akan dilebur.
(4) LABURAN
Laburan, yang merupakan kata lain dari "kapur", artinya menyucikan diri menjadi putih kembali, seperti seorang bayi. Kembali ke suci, Idul Fitri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun