Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

1445 H (17) Adakah Sandiwara Hati Nurani?

27 Maret 2024   12:49 Diperbarui: 27 Maret 2024   12:53 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1445 H (17) Adakah Sandiwara Hati Nurani?
Ilustrasi Supartono JW

Bila perilaku kita lain dimulut lain dipikiran dan hati, munafik dan tidak memiliki integritas, apakah permohonan hajat dan keinginan kita termasuk doa yang dapat dikabulkan oleh Allah? Sebab sudah melenceng dari iman dan taqwa?

Hati nurani=perilaku

Agar doa menjadi manusia yang berperilaku baik diijabah, dikabulkan Allah, maka periksa hati nurani kita. 

Pahami bahwa hati nurani adalah bagian dari jiwa manusia yang menyebabkan penderitaan mental dan perasaan bersalah saat menentang dan perasaan senang dan damai sejahtera saat tindakan, pikiran dan perkataan sesuai dengan sistem nilai yang dianut.

Hati nurani (suneidsis), yang berarti "kesadaran moral" atau "pengetahuan moral", akan bereaksi saat tindakan, perbuatan dan perkataan seseorang sesuai , atau bertentangan dengan, sebuah standar mengenai benar dan salah.

Hati nurani adalah proses kognitif yang menghasilkan perasaan dan pengaitan secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai seseorang. 

Karenanya, hati nurani adalah tentang kesadaran diri manusia untuk mengenal dirinya sendiri, penghayatan tentang baik buruk yang berhubungan dengan tingkah laku konkretnya.

Oleh sebab itu, hati nurani yang dididik dan dibentuk dengan benar dan baik, dapat memberikan penyuluhan tepat dalam hidup moral setiap pribadi manusia. Pasalnya, hati nurani sangat vital berperan sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu benar atau salah,  baik atau buruk. 

Apakah selama ini, kita sudah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita? Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani. Mempertimbangkan secara masak dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani dan melaksanakan apa yang disuruh hati nurani? Berapa persen sikap dan perbutan kita selama hidup, sesuai dengan hati nurani?

Ingatlah bahwa hati nurani itu, bersifat personal. Artinya, selalu berkaitan erat dengan pribadi bersangkutan, pribadi kita. Hati nurani hanya memberi penilaiannya tentang perbuatannya sendiri, perbuatan kita, pribadi kita.

Hati nurani adalah jawaban tentang diri kita. Sudah sejauh mana kita berperilaku. Berapa banyak perilaku yang benar dan salah, yang buruk dan baik. Hanya kita dan Allah yang tahu sebenar-benarnya diri kita, pribadi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun