Mempertahankan Motivasi untuk Tetap Mendisiplinkan Diri
Kisah inspiratif bisa datang kapan saja. Bahkan, pada saat hal yang tak terduga. Entah saat senang, sedih, bahagia, dan perasaan-perasaan tak menentu lainnya.
Lalu bagaimana saat sedang ramadan ini? Sudahkah ada kisah inspiratif yang datang ke diri kita? Bertubi-tubi atau malah belum satu pun kisah itu hadir? Ah, rasanya tidak mungkin jika tidak ada. Pasti ada, meski belum 100 persen dianggap sebagai inspirasi.
Setelah seharian melakukan aktivitas di long weekend yang salah satunya scroll media sosial, akhirnya saya menemukan kisah inspirasi ramadan di reels pengguna instagram. Bukan berarti tidak ada kisah-kisah lain, sepertinya ini yang paling menggambarkan.
Dijelaskan melalui audio visual, kira-kira seperti ini bunyinya, "Kamu nggak butuh motivasi. Kamu butuh mendisiplinkan diri. Ketika kamu harus mengerjakan sesuatu tetapi kamu malas jangan tanyain ke diri kamu di hari ini. Tapi tanyain ke diri kamu di masa yang akan datang."
"Wah mana bener lagi," gumamku. "Yok bisa yok," kira-kira itulah kalimat penyemangat yang sampai saat ini kupegang. Kalau kata anak-anak sekarang, "ini parah ini" jika tidak bisa produktif.
Seperti postingan beberapa waktu lalu tentang motivasi dari mba Irene yang katanya, bagaimana menjaga motivasi untuk bisa mengelola waktu dengan baik.
Bagiku, dari kedua quotes di atas saling berhubungan. Ya, bagaimana tidak, antara motivasi dan disiplin memang harus seimbang. Agar dalam menjalankan selaras dengan hati, perbuatan, dan tindakan. Slebeeew ga tu haha
Untuk menjaga istiqomah itulah yang tidak semudah teori. Praktiknya luar biasa dan setiap orang pasti punya cerita masing-masing. Sama seperti dibalik mengisahkan cerita di kompasiana.
Setidaknya sudah terbantu akan konten apa yang dibuat hari esok dan esoknya. Namun, perjuangan setiap kawan-kawan kompasianer dalam mendapatkan bahan dan meracik tulisan menjadi sebuah tema besar itulah yang patut diacungi jempol.
Ada yang nyambi sekolah atau kuliah, nyambi kerja, dan lainnya. Belum lagi ngurus pekerjaan rumah baik sebagai anak, ibu, maupun ayah.