sri nuraini
sri nuraini Hoteliers

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mari Bebaskan Diri dari Egoisme dan Kebencian di Bulan Suci

7 April 2022   07:43 Diperbarui: 7 April 2022   07:49 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari Bebaskan Diri dari Egoisme dan Kebencian di Bulan Suci
Cinta Damai - jalandamai.org

Ego dan kebencian merupakan bagian dari sifat dasar manusia. Setiap manusia di seluruh penjuru negeri ini, mempunyai sifat negatif tersebut. Tinggal bagaimana setiap manusia mampu mengendalikan atau tidak. Tak jarang diantara kita sulit mengendalikan sifat negatif tersebut. 

Terkadang mendominasi, tapi terkadang juga bisa dikendalikan. Lalu, apakah kita bisa bebas dari egoisme dan kebencian? Sifat tersebut tanpa disadari akan mendekatkan kita pada bibit intoleransi dan radikalisme.

Lalu, apakah kita bisa bebas dari sifat egois dan kebencian? Jawabnya tentu bisa. Namun, semuanya itu berpulang pada diri kita sendiri. Apakah kita benar-benar ingin menghilangkan. Karena sifat tersebut ibarat dua sisi mata uang logam yang saling berdampingan. 

Jika kita tidak bisa mengendalikan, maka sisi negatif manusia akan lebih mendominasi. Dan jika ini yang terjadi, maka perilaku kita akan lebih condong ke intoleran, bahkan dalam beberapa kasus akan lebih radikal.

Jika kita melihat yang terjadi saat ini, banyak sekali masyarakat yang dengan tegas menebar kebencian secara vulgar di dunia maya. Bahkan tak jarang perilaku tersebut juga menyebar di dunia nyata. 

Hal ini bisa terjadi karena banyak pengaruh dari luar, yang membuat masyarakat tidak bisa mengendalikan bibit negatif dalam dirinya. Apalagi jika masyarakat tidak mempunyai literasi yang kuat, akan mudah terpengaruh melalui informasi yang menyesatkan seperti hoaks dan provokasi kebencian.

Di bulan Ramadan ini menjadi momentum, untuk membersihkan diri dari segala bibit negatif, termasuk bibit egosisme dan kebencian. Ramadan menuntut kita untuk bisa mengendalikan diri dari segala bentuk hawa nafsu. 

Jika sebelum Ramadan kita gemar menebar kebencian, atau tanpa disadari seringkali mencari kesalahan orang lain dan merasa paling benar, sebaiknya mulai introspeksi. Karena sikap tersebut jelas bertentangan dengan ajaran agama. Dan bulan Ramadan ini, bisa dijadikan umat muslim untuk terus mendekatkan diri pada Allah dan melakukan introspeksi.

Ingat, kita tinggal di Indonesia yang penuh dengan keberagaman. Mulai dari keragaman suku, budaya, bahasa hingga keyakinan. Seringkali keragaman itu dijadikan alasan untuk saling mencaci, hanya karena merasa bagian dari mayoritas. Yang minoritas terus mendapatkan diskriminasi. Yang berbeda pandangan dan keyakinan dianggap sesat, bahkan ada yang mengkafirkan. Pandangan semacam ini mestinya tidak terjadi lagi. Terlebih tidak ada satupun agama di bumi ini yang mengajarkan untuk saling membenci satu dengan lainnya.

Allah SWT menciptakan manusia saling berbeda. Antar sesama manusia dianjurkan untuk saling mengenal satu dengan lainnya. Karena itulah setiap individu dituntut untuk melakukan interaksi, agar saling memahami keberagaman yang ada. Jika ini tidak dilakukan, maka potensi menguatnya bibit kebencian di tengah masifnya provokasi radikalisme akan terus terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun