Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.
Kenangan Ramadan Tahun 90-an di Kampung
"Ikan, Bude," jawab salah satu anak.
"Puasa gak, pagi-pagi sudah main?"
"Puasa dong, Bude," kata anak yang paling besar.
Setelah ambil beberapa gambar dan mengucapkan terima kasih, saya berlalu ke arah utara melanjutkan olahraga.
Ketika perjalanan pulang, saya bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain di depan rumahnya. Saya pun menepi dan menyapa mereka.
***
Melihat anak-anak bermain di alam, jadi teringat masa kecil dulu ketika Bapak bertugas mengajar di Desa Gunungkuning. Desa itu jauh dari kota, saya bermainnya di kebun, hutan. Kadang naik pohon, kadang juga turun ke selokan mencari anak ikan.
Pagi setelah mendengarkan kuliah subuh di musala, saya dan teman-teman keliling kampung. Bukan sekadar jalan bergerombol, bercanda, jika ada hal yang menarik, kami berhenti. Misalnya ketika melewati parit, saya akan turun dan mengumpulkan remis. Ketika melihat pohon kersem, saya naik dan memetik buahnya yang sudah matang.
Sampai di rumah oleh-oleh itu disimpan di wadah plastik atau ceting.
"Mi, ini nanti untuk buka puasa." Ibu yang disapa Mimi hanya geleng-geleng kepala karena tak jarang buah kersem itu tidak dimakan saat berbuka, tetapi dibawa tarawih di musala.
"Minta, manis gak?" pinta teman jelang salat tarawih.
Buah kersem yang mirip anggur dikeluarkan dari plastik yang tertutup oleh mukena. Kami makan buah kersem dengan cara sembunyi-sembunyi.