Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Wiraswasta

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

Ronthek, Kesenian Asal Pacitan yang Berawal dari Hiburan Saat Sahur

7 April 2023   15:51 Diperbarui: 10 April 2023   07:00 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronthek, Kesenian Asal Pacitan yang Berawal dari Hiburan Saat Sahur
ilustrasi: Ronthek, Kesenian Asal Pacitan. (sumber: pacitankab.go.id)

Ronthek bagi yang tidak melaksanakan sahur hal ini sangat menganggu. Jam-jam enaknya tidur ada suara nyanyi, musik, teriakan. 

Tak jarang dulu bapak sering mendapat protes dari sebagian warga yang merasa terganggu karena Bapak salah satu pengurus musala yang meramaikan sahur saat Ramadan.

Kedua, punahnya generasi Ronthek

Pemuda dulu yang sering mengikuti ronthek, sekarang sudah menua dan tak sanggup lagi berjalan keliling kampung. sementara anak-anaknya enggan untuk meneruskan tradisi ini karena berbagai alasan. 

Alasan lain punahnya tradisi membangunkan sahur adalah orang tua tidak mengajarkan cara bermain alat kentongan. Intinya tidak ada tongkat estafet untuk melestarikan kebudayaan.

Generasi muda sekarang lebih manut sama orang tuanya. Bangun sahur menunggu dibangunkan. Jika orang tua kesiangan, satu keluarga tidak makan sahur.

Ketiga, ronthek  disalahgunakan generasi muda

Di beberapa kampung, ronthek masih lestari dengan baik. Namun, ada juga yang masih dilaksanakan tetapi dengan kepentingan yang berbeda. Para remaja yang melakukan ronthek bentrok dengan kelompok ronthek dari kampung lain, seperti yang terjadi di Pacitan.

Peristiwa bentrok dua kelompok ronthek  meresahkan bahkan merugikan warga, karena mereka melempar lawan dengan bahan yang terlihat dan terdekat.

Merawat Tradisi Ronthek

Ronthek  tradisi yang bagus jika dilestarikan dan pelaksanaannya dengan etika. Masalah pribadi tidak perlu dimasukkan ke dalam tradisi ini.

Ronthek  mungkin saja disalahgunakan oleh sekelompok anak muda. Akan tetapi ada kelompok lain yang tetap merawat bahkan dikolaborasikan agar menarik penonton.

Misalnya di Kota Pacitan, ronthek  sekarang dilengkapi dengan instrumen-instrumen lain. Hal ini mencerminkan harmonisasi yang sangat kuat. Bahkan Pemerintah Pacitan menggelar festival ronthek.

Mari sama-sama merawat tradisi ronthek bukan sekadar hiburan sahur, tetapi menjadi kesenian daerah yang bisa dinikmati kapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun