Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.
Lebaran Pakai Baju Lurik Jawa Tetap Asyik
Kain lurik juga cocok untuk semua warna kulit karena tersedia berbagai warna. Warna kain lurik umumnya gelap, seperti hijau tua, coklat tua, kuning tua, biru tua, merah tua, dan sebagainya.
Kita mungkin melihat kain lurik ini sangat sederhana, tetapi sesungguhnya memiliki nilai yang luhur. Setiap warna dan motif sehelai kain lurik mengandung makna. Setiap corak dianggap sakral, memberi nasihat juga harapan.
Sejarah Kain Lurik
Keberadaan kain lurik tidak lepas dari asal usul, sehingga bisa dijadikan warisan budaya yang harus dilestarikan.
Mengutip dari laman Kemdikbud, kain lurik sudah ada sejak zaman nenek moyang. Masyarakat pada zaman Kerajaan Mataram antara tahun 851-882 M sudah menggunakannya. Hal ini terbukti dari prasasti yang ditemukan.
Bukti kuat yang mengatakan kain lurik digunakan sejak lama adalah pemakaian kain tenun pada arca-arca dan relief candi yang ada di Pulau jawa.
Seiring perjalannya, kain lurik sekarang jarang dibuat lagi dengan manual mesin tenun. Pabrik konveksi banyak memproduksi, sehingga harganya tidak terlalu mahal.
Penggunaannya pun semakin luas, bukan pada acara tertentu saja. Sekarang di beberapa wilayah telah dijadikan pakaian wajib kantor. Misalnya di desa tempat tinggal saya.
Setiap hari besar dan hari Jumat para perangkat memakai pakaian motif lurik.
Jika pakaian adat Jawa ini dijadikan baju lebaran sangat bagus. Selain mengenalkan warisan budaya pada anak muda, secara tidak langsung kita pun turut melestarikan budaya lokal.
Seperti kita ketahui anak milenial lebih suka memakai pakaian luar. Gaya Korea, Eropa dengan berbagai macam aksesorisnya. Apalagi pakaian luar bekas sangat murah.
Mari sama-sama melestarikan pakaian adat dan jadikan salah satu pilihan untuk pakaian lebaran 2023.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
Bahan bacaan Kemendikbud