Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.
2 Manfaat Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Idulfitri erat kaitannya dengan silaturahmi dan saling memaafkan, meski bisa kapan saja dilakukan, terutama ketika melakukan kesalahan.
Momen Lebaran mendorong setiap orang untuk bertemu dan meminta maaf. Begitu pun si penerima maaf, dengan suka cita menerima uluran tangan.
Berbeda lagi jika situasinya di luar Idulfitri, saling memaafkan terasa sulit dilakukan. Adakalanya bibir sudah memaafkan, tetapi perilaku masih mendendam.
Jika kita menghadapi situasi sulit memaafkan, berdoalah meminta kepada Allah Swt. untuk melembutkan hati agar bisa memaafkan. Sesungguhnya jika kita mendendam akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Hal ini pernah terjadi pada saya, sulit memaafkan, hal kecil pun menjadi besar. Emosi setiap hari meluap, akibatnya menurunkan kesehatan fisik. Saya pun pernah memperhatikan perilaku ibu mertua dan saudaranya yang sering beradu mulut, tanpa ada kata maaf di akhir tragedi.
Apa yang terjadi? Setiap saat saya harus siap mendengarkan teriakan. Kami pun merasa tak enak jika bertemu dengan yang bersangkutan. Mendokan agar saling memaafkan membuahkan hasil. Entah siapa yang mendahului, ketika lebaran saudara mertua silaturahmi dan saling memaafkan.
Lebaran menjadi momen tepat melupakan masalah, karena hari raya agama Islam ini semua umat bahagia dan hal itu mendorong orang saling memaafkan. Selain itu sebagai umat Islam, memaafkan menjadi anjuran, wajib hukumnya.
Sebagaimana yang saya kutip dalam Al-Quran, surah al-A'raf ayat 199, firman-Nya yang artinya, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."
Manfaat Memaafkan
Saling memaafkan bukan saja tradisi umat Islam di Indonesia, tetapi semua agama pun menganjurkan untuk saling memaafkan. Hal demikian sangat bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain, di antaranya:
- Pertama, memaafkan dapat mengelola stres
Walaupun memaafkan bukan satu-satunya cara untuk mengelola stres, tetapi dengan tidak memaafkan, perasaan marah, permusuhan dan stres akan terus tumbuh.
Sebuah studi yang diterbitkan pada April 2016 dalam jurnal Annals of Behavioral Medicine, orang yang mampu memaafkan mengalami penurunan persepsi tentang stres. Studi tersebut melibatkan lebih dari 330 orang berusia 16 hingga 79 tahun.