Suciati Lia
Suciati Lia Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Harmoni Ramadan: Tekad Kuat dalam Menjaga Keseimbangan antara Karier, Kehidupan Pribadi, dan Ibadah

23 Maret 2024   07:47 Diperbarui: 23 Maret 2024   08:08 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harmoni Ramadan: Tekad Kuat dalam Menjaga Keseimbangan antara Karier, Kehidupan Pribadi, dan Ibadah
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Harmoni Ramadan: Tekad Kuat dalam Menjaga Keseimbangan antara Karier, Kehidupan Pribadi, dan Ibadah.

 

          Dalam hidup di dunia, kita perlu menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dengan keseimbangan  tersebut dapat menempatkan posisi dan sudut pandang yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, keseimbangan itu akan menyebabkan hidup kita terarah baik kegiatan fisik dan psikis sesuai tujuan yang ingin dicapai. Begitu halnya dalam hidup yang mementingkan kesenangan belaka, maka bagaimana menghabiskan waktu yang ada dengan hal kurang baik. Namun pada suatu ketika pikiran terasa hampa karena ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.

          Begitu halnya dalam mengejar pekerjaan. Seberapa pun karier seseorang itu bagus jika tidak dimanajemen yang baik akan seolah diperbudah oleh pekerjaan. Seseorang tak memiliki cukup waktu untuk keluarga dan pribadinya sehingga mementingkan target dan promosi kerja. Sehingga pada suatu saat datang penyesalan bahwa tubuh tidak bisa disamakan seperti mesin yang harus kerja 24 jam tanpa berhenti. Semua bekerja harus sesuai kendali pribadi dan melupakan bahwa tubuh memerlukan perhatian untuk istirahat  dari semua pekerjaan yang ada.

          Oleh karena itu, pentingnya menjaga keseimbangan antara ketiganya apalagi di dunia yang banyak sekali tuntutan hidup menjadi tantangan sendiri. Apalagi bulan Ramadan merupakan bulan suci yang sangat dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan yang merupakan momen untuk mendekatkan diri dengan sang Pencipta dengan meningkatkan kualitas ibadah dan spiritual. Namun, di balik itu semua kita perlu menjaga agar ibadah tetap jalan, keseimbangan karier tetap lancar, dan kehidupan pribadi sesuai ekspektasi yang diharapkan. Untuk itu, dengan tekad yang kuat disertai perencanaan yang matang maka ketiganya dapat tercapai sehingga keselarasan dan harmoni dalam hidup menjadi harapan.

Prioritaskan ibadah

Sesibuk apa pun kita, kita perlu di cas rohani kita untuk mengisi segala rasa. Tempat yang paling baik adalah mendekatkan pada sang Pencipta. Tak ada tempat yang lain untuk mengadu, sebab berharap kepada manusia banyak sekali menelan kecewa sehingga kita memerlukan sang Pencipta dalam setiap keadaan untuk memohon petunjuk dan perlindungan. Apalagi kesibukan juga memerlukan perhatian, namun kita bisa menyempatkan diri agar kita tidak menjadi manusia pelupa. Apalagi Ramadan adalah bulan yang luar biasa, mungkin kita tidak bisa memenuhi kuantitas dalam ibadah namun kualitasnya itulah yang bisa kita dapatkan.

Buatlah skala  prioritas pengelolaan waktu dengan bijak

Hidup memang memerlukan perencanaan. Dengan perencanaan tersebut menjadikan hidup lebih harmoni. Dengan begitu, perencanaan yang disusun dengan memanajemen waktu yang menjaga keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan. Dengan membuat perencanaan terstruktur maka waktu yang ada menjadi seimbang. Namun, perlu kita analisis mana skala yang menjadi prioritas dalam hidup yang perlu perhatian. Sehingga kita dapat mengalokasi waktu dan tenaga kita secara efektif tanpa harus berat sebelah. Semua mendapatkan porsi masing-masing agar kesehatan mental terjaga.

Mengembangkan keterampilan manajemen psikis

Sebelum saya belajar tentang pemahaman diri. Hidup di dunia kerja banyak sekali tantangannya. Banyak cibiran dan muka dua hadir membersamai di dunia kerja. Jika kita tak belajar masa bodo dan larut dalam dunia baper maka yang ada psikis kita tak akan sehat alias waras. Untuk itu, perlunya kita belajar psikologi agar tetap waras di tengah tuntutan kerja dan menanggapi segala omongan miring agar apa yang kita tuju dapat sesuai harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun