Cerpen | Di Balik Hotel Prodeo
Melalui proses panjang di pengadilan Bos Jumali akhirnya harus rela menerima vonis tujuh tahun. Berapapun emmang ia harus rela. Daripada timah panas di tulan gkering, atau bahkan tembus di pelipis. Vonis pengadilan menjadi pilihan terbaik.
"Tidak mau banding, Bang?" tanya Rasih -- isteri Bos Jumali- ketika masih di pengadilan.
"Untuk apa? Inilah resikonya. Semua pekerjaan ada resikonya. Biar aku beristirahat!" bisik Bos Jumali. "Di sana pun kalau pinter dapat meneruskan bisnis itu. Tenanglah!"
Berbeda dengan pandangan orang lain, kini Bos Jumali justru merasa sangat bebas. Di luar sana ia hidupnya terus terancam. Ia berpindah-pindah tempat dengan rasa takut. Pengiriman barang haram kepada sejumlah langanan terendus petugas. Kurir tertangkap. Lalu para bandar pun terungkap.
***
Malam itu entah kenapa semua penghuni sel tertidur lelap. Biasanya hampir jelang pagi orang-orang baru tertidur. Kali ini belum tengah malam suara ngorok sudah nyaring bersahutan. Mereka terlelap seperti terkena sirep.
Jelang subuh leghuni sel terbangun geragapan. Sejumlah petugas penjara menggebah, berteriak-teriak garang. Membangunkan dengan kasar. Mereka menggunakan senter. Listrik sudah dimatikan.
"Bangun. . ., bangun! Kebakaran. !" Ayo bangun. Selamatkan diri kalian masing-masing. . . .!"
Asap tebal memenuhi ruangan. Entah di mana kebakaran terjadi. Setiap orang terbatuk-batuk, Panasnya lidah api terasa sekali. Pintu besi dibuka dari luar. Belasan pesakitan penghuni sel saling tubruk, dorong, injak, dan lompat. Semua ingin buru-buru menyelamatkan diri ke luar sel.
Penghuni sel-sel lain pun berhamburan ke halaman. Mereka berteriak-teriak liar. Suasana kalut, kacau-balau. Kebakaran terjadi di sel tujuh di ujung sana. Lalu menjalar ke sel-sel lain. Tidak sampai dua jam satu blok ludes menjadi arang.
Kekacauan dapat segera diatasi. Petugas penjara bertindak cepat. Mereka dibantu belasan polisi yang datang menyusul. Semua nara pidana diperintahkan jongkok dan berkumpul sesuai dengan nomor sel masing-masing. Sekitar jam 6 para petugas serempak mengabsen penghuni tiap-tiap sel.