Jabat Tangan, Open House, dan Idulfitri 1440 Hijriah
Berpuasa sebulan penuh itu dengan disertai keimanan merupakan ibadah dengan banyak pahala. Titik tertinggi capaian muslim-muslimah setelah Ramadan yaitu mencapai derajat takwa. Satu derajat ketika seseorang mampu melaksanakan apa saja yang diwajibkan, dan mampu menjauhi semua yang dilarang-Nya.
Banyak pelajaran dari peristiwa setelah salat dan khutbah Idul Fitri selesai. Apa itu? Peristiwa nasional yang spontan antar sesama warga bangsa. Namanya halal bi halal, dan lebih spesifik maaf memaafkan.
Meski kadang terkesan hanya seremonial, basa-basi, dan sekadar pemanis bibir; tak sedikit acara rutin itu memang mengembalikan dua hati yang pernah etak dan saling menjauh karena perbedaan dan konflik.
Akhirnya bersalaman, atau berjabat tangan, menjadi lambang saling memaafkan. Saling mengikhlaskan, sehingga tidak ada kesalahan lagi diantara orang-orang yang bersalaman tersebut.
*
Pagi tadi antrean masyarakat terlihat mengular hingga lebih dari 20 meter di pintu sebelah barat Monumen Nasional (Monas) Jakarta,. Mereka secara khusus menyempatkan datang untuk mengucapkan selamat Idul Fitri kepada Presiden Joko Widodo.
Pantauan Kompas.com, antrean masyarakat tak teratur dan tak terkendali. Sejumlah orang yang baru datang ke antrean terlihat langsung ingin masuk ke dalam barisan antrean. "Ayo jangan nyelak. Ngantre dari belakang," teriak beberapa orang dalam antrean.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar "open house" di Istana Kepresidenan, Rabu (5/6/2019), usai menjalankan shalat id di Masjid Istiqlal. " Open house" dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, yakni pukul 09.00 - 10.00 WIB bagi pejabat negara. Sesi kedua, dari pukul 10.00 - 12.00 WIB untuk masyarakat umum.
Beberapa fakta di atas bila dirangkaikan menjadi begini: Ada "open house", yang diselenggarkan presiden, yang dihadiri para pejabat dan rakyat, untuk saling memaafkan.
Warga masyarakat tampak mengular, dengan antusias datang secara khusus, hingga ada yang berusaha menerobos antrean. Mereka ingin menghapus kesalahan dengan saling memaafkan, tetapi bersamaan dengan itu justru membuat kesalahan baru.
Bayangkanlah andai tidak ada acara halal bihalal seperti itu.