Pilihan-pilihan Bahagia
Jika matahari sudah benar-benar naik, aku tak pernah alpa menjemur nasi sisa kemarin sebagai bahan rengginang kesukaan Qolbi.
*
Sore belum juga berakhir tetapi hidangan makan malam telah tersaji. Sebelum menunggu Abi akupun menyempatkan untuk mengetik beberapa naskah puisi.
"Selamat malam sore" abi menyapaku dengan hati-hati.
Abi dengan nama lengkap Abdullah Qalbi Ikhsan adalah sosok suami yang paling pengertian. Keterkejutan yang terkadang akan membuyarkan konsentrasi pun dipahaminya. Tak pernah sekalipun membuatku terkejut ketika melihatku sedang sakau--berpacu dalam melodi: membiarkan jemari berkelana di antara tombol-tombol untuk mengeluarkan jurus tanpa bentuk.
Aku mengulurkan tangan pertanda salaman "sudah dari tadi pulangnya bi?"
"Belum lama dewi" jawabnya pelan
"sudahlah segeralah mandi, lanjutkan makan kemudian beristirahatlah" sambil menenteng sepatu aku berjalan ke arah meja makan.
Abi menuju kamar mandi. Aku segera merapikan note book dan beberapa memo notes yang berserakan. Taplak corak-corak keemasan menambah manisnya hidangan sederhana yang kusiapkan, di pojok meja ada pula satu toples rengginang.
**
Sebelum benar-benar pagi aku membaca kembali surat semi kaleng yang diletakkan abi tepat diatas note book ku.