Ahmad Sunu Aji
Ahmad Sunu Aji Lainnya

Mari bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Kebiasaan "Mokel" di Bulan Ramadan

8 April 2023   15:55 Diperbarui: 8 April 2023   16:06 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebiasaan "Mokel" di Bulan Ramadan
Sumber foto : dokumentasi pribadi

Ramadhan merupakan bulan suci yang dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Karena, bulan ramadhan adalah saat dimana dibukanya seluruh pintu-pintu surga, dan ditutupnya pintu-pintu neraka, serta dibelenggunya para setan-setan. Pada bulan inilah para umat muslim meningkatkan kualitas ibadahnya dan mengharapkan untuk mendapat pahala yang berlipat ganda.

Maksud dibelenggunya setan-setan diatas tidak serta merta para setan tersebut dibelenggu dengan semestinya, namun dikarenakan umat muslim banyak berbuat baik dan beramal di bulan ramadhan, maka setan-setan tersebut menjadi susah untuk menggoda manusia.

Nyatanya masih banyak juga orang yang bermaksiat di bulan ramadhan ini seperti "mokel" ini. Mungkin banyak dari kita yang sudah tidak asing dengan istilah kata "mokel" tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, mokel sendiri merupakan bahasa gaul yang sering ditujukan kepada seseorang yang tidak dapat menahan lapar dan haus ketika puasa atau berbuka puasa sebelum waktunya, yaitu adzan Maghrib. Istilah mokel tersebut tidak dapat ditemui di kamus Bahasa Indonesia karena istilah tersebut berasal dari Bahasa Jawa.

Disebutkan pada Surat Al-Baqarah ayat 184 yang artinya, "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". Dari ayat tesebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang tidak berpuasa pada bulan ramadhan, maka harus menggantinya di lain hari.

Kebiasaan mokel ini kerap terjadi di semua kalangan, terutama pada kalangan yang beraktivitas di siang hari, karena pada waktu sebelum bulan ramadhan ini, kita terbiasa makan siang untuk melanjutkan aktivitas kita sampai pada sore hari supaya tidak lemas.

Sumber foto : dokumentasi pribadi
Sumber foto : dokumentasi pribadi

"Ya gimana ya mas, saya ngojol panas-panas dari pagi hingga sore haus laper juga mas". Ucap salah satu ojol yang saya tanyai ketika sedang minum di siang hari. Menurutnya jika mengojol sambil puasa itu dia tidak akan kuat dan takut pingsan ketika sedang mengantar pesanan.

Menurut saya, ojol merupakan salah satu pekerjaan yang berat, karena harus mempertanggungjawabkan pesanan yang ia dapatkan. Ojol yang bekerja dari pagi hingga sore dan memutuskan untuk mokel itu menurut saya kurang tepat, karena puasa di bulan ramadhan itu merupakan kewajiban, dan masih banyak ojol-ojol yang berpuasa walaupun ia sedang bekerja.

"lapar mas, apalagi hari ini kuliahnya 9 sks dari pagi sampe sore, sama karna diajakin sama temen-temen juga sih mas hehehe". Ucap seorang mahasiswa yang sedang makan siang bersama teman-temannya. Disini alasan mokel tidak hanya karena faktor lapar, tetapi juga karena teman-teman yang tidak berpuasa mengajak orang yang berpuasa untuk makan. Dan karena orang yang berpuasa ini mungkin tidak kuat iman, maka ia mengiyakan ajakan tersebut.

Ya faktor ajakan ini sangat memengaruhi tingkat keimanan seseorang. Herbert C. Kelman menyebutkan bahwa komunikasi mempengaruhi seseorang dapat berupa internalisasi, identifikasi, dan ketundukan. Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang dianjurkan sesuai dengan nilai yang dimiliki atas dasar rasional. Dari pendapat Herbert C. Kelman tersebut menguatkan alasan bahwa ajakan untuk mokel ini menjadi pengaruh yang sangat besar ketika seseorang sedang berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun