Kenangan Indah di Desa Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan
Bismillah,
Cerita indah haru, sedih, senang, susah dilupakan waktu kecil di lubuk langkap air nipis bengkulu selatan. Kini teman sebaya, senior maupun junior sudah berpisah jauh di negeri orang. Ada yang pulau jawa, sumatera bahkan ada yang di luar negeri , australia, eropa dan asia tenaggara.
Dulu ketika masih kecil, aku tinggal di desa kecil yang bernama Lubuk Langkap di daerah Bengkulu Selatan. Tempat ini sangat indah dengan aliran sungai Air Nipis yang mengalir jernih di tengah-tengah desa. Setiap pagi, aku selalu berenang di sungai ini dengan teman-teman sebayaku. Kami sering kali bermain-main di sungai ini, menangkap ikan dan mencari kerang.
Namun, tidak semua cerita indah selalu berakhir bahagia. Aku masih ingat betapa sedihnya saat salah satu temanku, Tono, tenggelam di sungai ini. Kami mencoba menyelamatkannya, namun sayangnya usaha kami sia-sia. Kepergian Tono meninggalkan kesedihan yang mendalam di hati kami semua.
Namun, tak hanya cerita sedih yang ada di sana. Ada juga cerita senang ketika kami merayakan ulang tahun teman-teman di sana. Kami selalu membuat kejutan dan memberikan kado-kado kecil untuk merayakan hari spesial mereka.
Ketika aku sudah masuk ke sekolah menengah, aku dan teman-teman sebayaku mulai berpisah dan melanjutkan kehidupan masing-masing. Ada yang melanjutkan sekolah di luar kota, bahkan ada yang pergi ke luar negeri. Namun, meskipun jarak memisahkan kami, kami tetap saling menghubungi dan berbagi cerita tentang kehidupan kami di tempat yang berbeda.
Hingga saat ini, meskipun sudah puluhan tahun berlalu, kenangan indah di Lubuk Langkap selalu terkenang dalam ingatanku. Aku sangat berterima kasih kepada tempat ini karena telah memberikan banyak kenangan dan pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku.
Ada juga cerita susah yang pernah kami alami di Lubuk Langkap. Ketika musim kemarau tiba, sungai Air Nipis menjadi sangat dangkal dan mengering. Karena itu, kami harus mengambil air dari sumber yang jauh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami harus berjalan kaki beberapa kilometer setiap hari untuk mencari air. Namun, meskipun sulit, kami tetap berjuang dan bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini.
Ketika kami dewasa, kami mulai membangun karir masing-masing dan meraih impian kami. Ada yang menjadi dokter, pengusaha, bahkan ada yang menjadi pemimpin masyarakat. Namun, meskipun telah sukses dan berhasil mencapai impian mereka, mereka tetap merindukan kenangan dan cerita indah di Lubuk Langkap.
Walaupun sudah berpisah jauh, kami masih saling menghubungi dan berkumpul di sela-sela waktu luang untuk mengenang kenangan indah di Lubuk Langkap. Kami merencanakan untuk kembali berkunjung ke sana dan bernostalgia bersama-sama.