Membumikan Al Quran Selama Ramadhan
Bismillah,
Saya mempunyai jadwal khotbah di masjid Baitul Majid Talang Semut Palembang, di seberang kantor AEKI. Sebagaimana biasa setelah memuji nama Allah, syahadat, baca alquran, taausy, baca salawat, mengajak taqwa, mengajak bersyukur saya menyampaikan topik khotbah "membumikan alquran dalam kehidupan sehari-hari". Tulisan ini ditujukan untuk melaporkan ringkasan dan perasan isi khotbah tersebut.
Alquran adalah dari langit
Sebagaimana dimaklumi secara luas bahwa alquran itu diturunkan dari langit pada malam "lailatul qadar". Ini berarti bahwa alquran itu diturunkan pada bulan ramadhan. Pantas saja jika ayat tentang perintah puasa itu ditempatkan Allah sebelum penjelasan bahwa ramadhan itu adalah bulan dimana alquran diturunkan. Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, sebagai informasi tentang petunjuk dan sebagsi pembeda antara yang haq dan yang bathil.
Alquran sebagai firman Allah Yang Maha Pengasih, bersemayam di arasy, di atas langit. Maka tidak salah jika penulis mengajak untuk membumikan alquran. Alquran sangat sering hanya dihafal, hanya dibaca tetapi belum atau sedikit membumi. Apa maksud membumi di sini? Tidak lain adalah bahwa alquran belum sepenuhnya menjadi habit, menjadi tingkah laku, belum menjadi akhlak. Bahan manusia itu adalah tanah dari bumi, sedangkan ruhnya dari langit.
Kita membaca Bismillah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang merupakan sindiran bahwa selain Allah adalah tak bernilai di sisi Allah swt. Lihatlah anggota badan kita, mulut, lubang hidung, lubang mata, bentuk kepala, semua berbentuk angka 0 (nol). Mengapa? Karena apa saja yang kita lakukan tidak bernilai jika tidak didahului karena Allah.
Membaca alhamdulillah
Mengertikah kita dengan kata alhamdulillah. Alhamdulillah bermakna semua puja dan puji hanya pantas untuk Allah saja. Dalam kenyataan kita manusia senang dipuji, dan kita manusia enggan dihina. Pada hal memang kita betul sebagai makhluk hina, tapi enggan dihina. Mestinya kita sadar, kalau dipuji tidak lupa diri, dan kalau dihina kita tahu dan sadar diri.
Membaca arrahmanirrahim
Kita mesti bersyukur ternyata Allah itu baik sekali. Kenapa? Karena Dia sangat baik sekali pada kita manusia. Semua Dia urus. Untuk rezeki kita, untuk jodoh kita, untuk kematian kita dsb. Dengan rahman dan rahimNya Allah semua diberi dengan cukup, bahkan berlimpah. Kenapa kita masih dan selalu melalukan amalam sogok menyogok? Tidak yakinkah kita pada rahman dan rahimnya Allah?