Pulang ke Kampung Ibu di Mekkah
Bismillah.
Ibu saya bernama Rahina binti Merinsan kelahiran desa Kota Bumi Masat kabupaten Bengkulu Selatan. Pindah bersama ayah dan ibunya ke dusun Tanjung Baru Seginim Bengkulu Selatan yang sekarang menjadi kecamatan Air Nipis. Setelah anak sulungnya tamat sarjana di Universitas Sriwijaya dan bekerja di sana ibu dan keluarganya pindah ke kota Musi itu selama 15 tahun. Setelah itu ibu bersama suami pindah ke Bengkulu. Pada tahun 2005 bersama suami melakukan unroh ramadhan atas biaya anak sulungnya. Ibu juga bersama anak sulung dan cucu serta cubit berangkat ke Mekkah lagi pada tahun 2014-2015. Pada tahun 2023 ibu berangkat haji sendirian. Tiga hari sebelum wukuf tepatnya 6 zulhijjah 1445 H ibu dijemput malaikat izroil dan dimakamkan di malam Mekkah.
Mekkah jadi kampung ibu
Dengan meninggalnya ibu di Mekkah maka kami bersepakat untuk mengunjungi ibu. Awalnya kami akan ke Mekkah pada Desember 2023. Tetapi kesibukan jua menjadikan kami berangkat bersama adek, anak dan cucu pada Januari 2024. Kemaren kami baru pulang dari ziarah ke kota ibu pada ramadhan 1445 H untuk berpuasa di sana selama 15 hari dan pulang setelah lebaran.
Pulang pergi tak ada penumpang
Ajaib sekali pulang ke kampung ibu tahun ini. Kenapa? Karena maskapai yang kami tumpang hanya 38 penumpang permintaan dan 41 orang pulangnya. Akibatnya kami disusun hanya di bagian sayap saja. Makam dan minum ditawari tambah. Pesawat itu mestinya diperuntukkan 436 penumpang tetapi pas kami naik hanya kurang dari 20 persen. Terima kasih ya Allah. Terima kasih kepada pihak maskapai. Kami tidak menyebutkan maskapainya karena takut tidak etika.