Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berkomunikasi dengan Anak di Perantauan

25 Maret 2023   16:50 Diperbarui: 25 Maret 2023   16:56 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkomunikasi dengan Anak di Perantauan
Tangkapan layar chat dengan Yunus (dokpri)

Berkomunikasi dengan Anak di Perantauan

Pada bulan Ramadan tahun 2023 banyak hal baru harus dilakukan. Setelah pandemi Covid-19 mereda, aktivitas masyarakat semakin meningkat. Khusus aktivitas bepergian, banyak orang akan pergi mudik.

Sebagai perantau, kami juga berencana mudik. Hal itu penting mengingat ibu kandung saya, Ibu Suparti masih mengharapkan anak-anaknya yang di perantauan pulang mudik.

Saya sebagai anak tentu tidak ingin mengecewakan harapan Ibu Suparti. Apalagi sebagai ASN, saya diberi jatah waktu cuti bersama. Selama kondisi badan masih sehat, saya berupaya untuk membuat bahagia orang tua.

Pada tahun 2022 saya mudik hanya seorang diri mengingat waktu itu pandemi Covid-19 masih belum mereda. Pulang seorang diri tentu kurang enak. Meskipun sudah dijelaskan alasan mengapa pulang seorang diri, masih saja ada yang menanyakan, mengapa istri tidak diajak.

Pada tahun 2023 saya berencana mudik bersama istri tercinta. Hal itu sudah kami rundingkan dengan keluarga kecil kami. Anak bontot tidak mau ikut mudik ke Jawa Tengah. Padahal, Adib---anak bontot itu---tidak memiliki kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Ia memang sudah membatasi diri.

Anak kami kedua, Arifin, saat ini bekerja di Jakarta. Ia juga hanya mau mudik ke Kalimantan. Arifin tidak mau ikut mudik ke Jawa Tengah.

"Teman-teman saya banyak di Penajam!" begitu alasan Arifin ingin mudik lebaran di Penajam, Kalimantan Timur.

Sejak TK, SD, SMP hingga SMA Arifin memang bersekolah di Penajam. Teman-teman sejak sekolah SD hingga SMA masih banyak yang tinggal di Penajam. Kondisi senasiblah yang membuat Arifin ingin berkumpul dengan teman-temannya. Umumnya sama-sama masih lajang!   

Ada untungnya Arifin hanya mau mudik ke Penajam. Ia bisa menemani adik kandungnya, Adib di rumah. Kami sebagai orang tua tidak dapat memaksa Arifin untuk mudik ke Jawa Tengah. Lagi pula, pekerjaan kantor yang dikerjakan di rumah menuntut konsentrasi tinggi. Jika ikut mudik ke Jawa Tengah tentu banyak godaan atau gangguan dari keluarga besar Sastro Martoyo. Godaan untuk diajak jalan-jalan pastinya!

Pagi hari Sabtu, 25 Maret 2023 Yunus, anak pertama kami menyapa lewat chat WA. Kami memang sangat jarang berkomunikasi. Kalau ada hal-hal penting baru ada komunikasi. Saya pun memaklumi pekerjaan anak pertama itu di Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun