Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Anak Tidak Mudik, Ortu Kunjungi Saudara Kandung
Anak Tidak Mudik, Ortu Kunjungi Saudara Kandung
Ada rasa sedih ketika anak-anak kami tidak mudik pada tahun 2019. Waktu itu masa libur sekolah dan cuti bersama. Tiga anak kami berada di luar Kalimantan Timur. Kami selaku orang tua, hanya berdua di rumah Penajam, Kalimantan Timur.
Mengetahui anak-anak tidak mudik, saya mengajak istri tercinta keluar daerah. Daripada suasana libur hanya di rumah saja, saya memutuskan untuk mengunjungi kakak kandung yang tinggal di Sulawesi Selatan. Ongkos naik pesawat dari Balikpapan ke Makassar lebih murah dibandingkan ongkos ke Yogyakarta.
Kebetulan kakak kandung saya, Mas Sawiyo belum lama ditinggal pergi istrinya. Istri Mas Sawiyo meninggal karena sakit.
Di Makassar, Mas Sawiyo tinggal bersama dua anak perempuan, satu menantu dan satu cucu. Dua anak yang lain tinggal di Madiun, Jawa Timur.
Tiket pesawat pun segera kami beli. Tidak sulit untuk mendapatkan tiket meskipun waktu sudah mepet. Jalur Balikpapan-Makassar termasuk jalur sibuk. Pasti ada saja pesawat yang terbang ke sana. Waktu terbang dapat dipilih sesuai keinginan.
Kesibukan mempersiapkan keberangkatan dan membenahi sesuatu yang ditinggalkan dapat sedikit melupakan kesedihan karena tidak dapat berjumpa dengan ke-3 anak-anak kami.
Istri tercinta tampak sumringah di atas pesawat. Kami akan berjumpa dengan saudara yang sudah cukup lama tidak temu darat. Selama ini kami hanya bertegur sapa dan berkelakar melalui WAG Keluarga Sastro.
Saya sudah membayangkan bagaimana suasana pertemuan dengan Mas Sawiyo yang kondisi tubuhnya kian tambun setelah pensiun dari TNI AU.
Mas Sawiyo dan keluarga menjemput kami di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Suasana bandara sangat sibuk. Maklumlah hari libur sekolah.
Saya selalu berusaha mengabadikan peristiwa yang langka. Dua anak perempuan dan satu cucu yang digendong sempat saya abadikan saat kami di bandara. Foto itu tentu akan menjadi kenangan tidak terlupakan. Keluarga besar Sastro Martoyo pun akan ikut senang jika melihat foto itu saya bagikan di WAG Keluarga Sastro.