Susanto
Susanto Guru

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Bulan Ramadan Bulan yang Membahagiakan Anak-Anak

2 April 2023   23:34 Diperbarui: 2 April 2023   23:57 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Ramadan Bulan yang Membahagiakan Anak-Anak
Dok. Pribadi by Canva for Education

"Karena besok kita mau puasa. Maka, badan kita harus bersih."

Sederhana sekali jawaban Mamak yang hanya tamatan kelas tiga sekolah dasar. Barangkali filosofinya memang begitu. Menghadapi bulan suci, jiwa raga kita harus bersih dan suci. Itu disimbolkan dengan mandi keramas menjelang masuk bulan puasa atau Ramadan. Tentu saja ini bukan syariat yang jika tidak dilakukan berdosa.

Besik dan Nyekar

Besik artinya membersihkan makam. Rumput dan sampah yang ada di sekitar makam leluhur (orang tua, kakek, dan sebagainya) dibersihkan. Tanah pada makan digemburkan. Jika sudah bersih, kami menyiram tanah tersbeut dengan air yang sudah disiapkan dari rumah. Setelah itu, kami menaburkan bunga-bunga di atas makam. Saat itu, saya hanya ikut-ikutan, meskipun diminta untuk mendoakan arwah yang jasadnya sudah dikuburkan itu.

Tarawih dan Jaburan yang Menyenangkan

Malam hari saya dan teman-teman pergi salat Isya dan dilanjutkan salat Tarawih. Kami salat di rumah seorang Guru Agama. Jika cuaca terang, tanah kering, Pak Guru itu menggelar tikar pandan di halamannya. Jamaah salat di halaman rumah Pak Guru. 

Kami berwudu dari rumah. Oleh karena itu, sepanjang jalan kami menahan jangan sampai buang angin. Jika terpaksa buang angin dan batal wudunya, kami berwudu di sumur milik Pak Guru Agama itu. 

Anak-anak perempuan sering kami goda. Tangannya yang tidak tertutup lengan baju kami senggol.

"Batal! Ha ... ha ... ha ...!" teriak kami kegirangan.

Anak-anak perempuan pun cemberut. Namun, mereka berangkat ke sumur untuk mengambil air wudu kembali.

"Awas, aku sudah wudu! Kalau nyenggol lagi aku adukan ke ayahku," begitu teman-teman perempuan mencegah kami dengan mengancam. Kami pun takut sehingga tidak berani menggodanya lagi.

Setelah salat tarawih, sang Imam memberikan kultum. Kultum adalah kuliah tujuh menit. Ceramah singkat dengan durasi lebih kurang tujuh menit. Kadang jika sang penceramah keasyikan, molor hingga seperempat jam.

Saya dan kawan-kawan sering kena tegur karena bermain-main ketika Pak Guru itu berceramah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun