susilo ahmadi
susilo ahmadi Wiraswasta

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tips Mudik dengan Angkutan Umum

29 Mei 2019   06:41 Diperbarui: 29 Mei 2019   09:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Mudik dengan Angkutan Umum
Sumber gambar: shutterstock

Sudah mau mudik ya? Berhubung saya sudah lama tinggal di kampung halaman maka saya tidak mudik tetapi bukan berarti saya tak pernah mudik. Waktu masih tinggal di Surabaya dulu saya juga mudik setiap tahun jelang Idul Fitri. 

Walaupun hanya beberapa jam di atas kendaraan tapi yang namanya mudik tetaplah mudik. Untuk angkutan ada banyak pilihan moda transportasi mulai dari kendaraan pribadi, bus, kereta api, kapal laut, hingga pesawat terbang. 

Dari dulu saya tak pernah menggunakan kendaraan pribadi untuk tujuan perjalanan jauh karena saya mudah sekali mengantuk jika berada di atas jalan. Bahaya sekali kan kalau sedang menyetir lalu mengantuk? 

Selain itu semakin hari jumlah kendaraan semakin banyak saja sehingga rawan macet dan ini masih diperparah dengan perilaku pengguna jalan kita yang kebanyakan tidak mau tertib.

Awalnya saya suka menggunakan bus umum reguler karena ritnya yang banyak. Saya bisa pulang kampung kapanpun saya mau karena jadwal mudik juga tidak selalu sama setiap tahun. Kadang sepekan sebelum lebaran sudah bisa mudik tetapi kadang sampai H-1. 

Sayangnya menggunakan bus umum ini tidak nyaman sekaligus juga tidak aman. Banyak pengamen, pedagang asongan, pengemis,  dll bahkan pencopet yang membuat bus yang sudah sesak jadi makin terasa sesak. Mana sebentar-sebentar berhenti untuk menaikturunkan penumpang. 

Pokoknya bus umum reguler ini not recommeded banget. Berikutnya coba-coba ganti bus PATAS dengan tarif lebih mahal yang saya pikir saya akan mendapatkan kenyamanan lebih tetapi ternyata tidak jauh beda. 

Kalau sudah melewati terminal ramai tuh dimasuki pedagang, pengamen, dan mungkin penjahat (karena kerabat saudara ipar pernah kena gendam/sihir di bus PATAS). Akhirnya pilihan bus PATAS pun saya singkirkan. 

Yang terakhir adalah kereta api. Memang sih kelemahannya adalah memiliki jadwal yang tidak fleksibel. Saya harus pesan tiket jauh-jauh hari kalau tidak ingin kehabisan jadi agak kontra dengan jadwal mudik saya yang tak menentu. 

Akhirnya titik temunya saya selalu pesan tiket mepet lebaran saja. Yang pasti naik kereta api nyaman dan aman walaupun kelas ekonomi sekalipun. Tidak ada pengamen, pengemis, atau pencopet di dalam gerbong plus bebas macet yang sering bikin stress. Bahkan ada toilet dan gerbong makannya juga. Kebetulan saya memiliki foto pribadi perjalanan dengan kereta api dari tahun 2011 hingga sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun